Saat ini, kata sandi dan pemindai jari kerap digunakan untuk mengamankan perangkat pintar atau masuk ke media sosial. Namun, tetap saja ada otak-otak jahil yang lebih pintar dari sistem pengamanan tersebut.
Buktinya, masih banyak pengguna ponsel yang mengaku datanya dicuri oleh peretas walau telah memasang kata sandi sulit. Sama halnya dengan pengguna Instagram, e-mail, atau layanan lainnya.
Untuk ini, tim peneliti di Spanyol punya wacana baru demi pengamanan yang lebih aman dan tidak bisa ditebak peretas. Mereka berencana mengganti peran kata sandi dan pemindai jari dengan otak manusia.
Tim peneliti telah mempelajari tipe partikular dari identifikasi rekam jejak gelombang otak manusia. Mereka menguji coba 45 orang dan menghimpun 75 akronim yang dibutuhkan.
Dengan bantuan berbagai perangkat canggih, peneliti menemukan sebuah cara untuk mengidentifikasi seseorang berdasarkan gelombang otaknya yang tersambung ke pemahaman kata-kata. Proses ini berjalan secara unik untuk tiap individu.
Gelombang otak dapat menyediakan sarana otentikasi konstan pada perangkat dan layanan. Jadi, kamu tak perlu lagi membuka perangkat atau masuk ke layanan dengan kata sandi atau pemindai jari.
Akurasi dari teknik tersebut mencapai 94 persen. Gelombang otak tak akan berubah dan tak bisa dipalsukan.
Peretas bisa saja membobol kata sandi atau pemindai jari. Namun, mereka tak akan bisa melakukannya dengan gelombang otak.
Walau, kata peneliti, tetap saja ada celah di dalamnya. Lagipula, wacana ini belum mumpuni untuk dikembangkan dalam waktu dekat.
Pasalnya, dengan teknologi saat ini, sistem pengamanan dengan otak bisa digodok jika kamu melampirkan sampel elektroda pada kulit kepalamu. Kamu mau enggak?