Nextren.com - Saat ini Jerman sedang pusing akibat terbatasnya pasokan energi ke negara itu.Perusahaan raksasa gas Rusia, Gazprom, telah memangkas aliran gas ke Jerman melalui pipa Nord Stream 1 hingga 20% dari kapasitas, dengan alasan adanya masalah teknis.Jerman menyebutnya sebagai alasan bermotif politik, setelah serangkaian sanksi Eropa terhadap Rusia akibat serangannya ke Ukraina. Sebagai negara dengan ekonomi terbesar Eropa, Jerman kini sedang mencoba memangkas ketergantungannya pada energi Rusia. Cara termudah adalah beralih ke batubara.Namun, berminggu-minggu tingkat air yang sangat rendah di sungai Rhine telah mengganggu logistik dan membuat masalah energi Jerman, dilansir dari Reuters (25/8).
Hal itu terjadi karena industri untuk sementaralebih banyak beralih ke batu bara dan minyak akibat anjloknya impor gas Rusia.
Semua kapal minyak dan batubara harus lewat sungai untuk dikirim ke pembangkit listrik, padahal air sungai Rhine sedang sangat dangkal, sehingga kapal-kapal besar itu sulit lewat.“Karena pengiriman domestik yang sangat berkurang, maka akumulasi stok batu bara bisa dengan cepat turun,” sebuah dokumen berjudul “Energy Supply Assessment,” yang dibuat oleh Kementerian Ekonomi dan dilihat oleh Reuters.“Tempat penyimpanan batu bara tambahan yang telah dan sedang dibeli di Jerman selatan mungkin tidak akan terisi pada musim dingin,” kata surat kabar itu, mengacu pada negara bagian barat daya Baden-Wuerttemberg, pusatnya operator pembangkit listrik EnBW.Hal ini akibat tingkat air Rhine yang rendah sehingga mengurangi volume batubara yang bisa diangkut oleh tongkang sungai.Perbaikan yang signifikan tidak bisa diharapkan, kata surat kabar itu. Sementara jika menggunakan kereta api, maka sistem rel yang kelebihan beban hanya menawarkan sedikit muatan.Pada hari Rabu (24/8), Kabinet Jerman menyetujui undang-undang untuk memprioritaskan transportasi energi lewat jaringan kereta api negara itu.Dokumen itu juga mengatakan bahwa pasokan minyak bisa menjadi masalah di wilayah timur laut.Kilang Schwedt dan Leuna akan menghentikan minyak dari pipa Rusia mulai akhir tahun ini karena adanya embargo minyak Uni Eropa.Hal ini akan menyebabkan harga minyak lebih tinggi lagi.
Baca Juga: Sejak Lama BBM Indonesia Dikirim ke Singapura Lalu Diimpor Lagi, Bikin Tekor Terus!
Menurut dokumen tersebut, baik kilang minyal Leuna dan Schwedt dapat beroperasi pada kapasitas 75%.Kilang minyak Schwedt memasok sebagian besar minyak ke Jerman timur, termasuk bandara Berlin. Upaya untuk memasok daerah itu dengan produk kilang dari wilayah barat juga menghadapi masalah transportasi, karena kemacetan kereta api“Permintaan tinggi dan kapasitas transportasi yang langka dalam angkutan kereta api, menimbulkan situasi yang menantang dalam logistik minyak. Beberapa produk dari kilang tidak dapat dipindahkan,” kata dokumen itu.