Follow Us

facebookyoutube_channeltwitter

Apple Akan Kurangi Rekrutmen Karyawan Baru, Terdampak Inflasi Global?

Gama Prabowo - Selasa, 19 Juli 2022 | 16:30
Ilustrasi logo Apple
pxfuel.com

Ilustrasi logo Apple

Nextren.com -Perusahaan teknologi raksasa mulai mengambil ancang-ancang untuk menghadapi inflasi global, termasuk Apple yang mengantisipasi proses rekrutmen karyawan.

Baru-baru ini, Apple dilaporkan akan melakukan pengurangan rekrutmen karyawan baru.

Mark Gurman dari Bloomberg melaporkan bahwa Apple akan mengurangi rekrutmen karyawan baru di tahun 2023.

Pengurangan rekrutmen karyawan baru Apple ditujukan untuk mengurangi pengeluaran perusahaan di beberapa unit pada masa mendatang.

Selain itu, Apple juga ingin mengantisipasi kondisi krisis ekonomi global yang dipengaruhi oleh krisis energi dan pangan karena perang Rusia dan Ukraina.

Baca Juga: Apple Perpanjang Waktu Pengiriman MacBook Air M2 Hingga Agustus 2022

Apple menjadi perusahaan teknologi raksasa ketiga yang dilaporkan melakukan pemangkasan perekrutan karyawan.

Sebelumnya, Microsoft, Meta, hingga Tesla dilaporkan telah melakukan perlambatan perekrutan.

Meski memangkas rekrutmen pekerja baru, Apple diprediksi tidak akan mempengaruhi komposisi semua tim di perusahaan.

The decision stems from a move to be more careful during uncertain times, though it isn’t a companywide policy, said the people, who asked not to be identified because the deliberations are private. The changes won’t affect all teams, and Apple is still planning an aggressive product launch schedule in 2023 that includes a mixed-reality headset, its first major new category since 2015.

Baca Juga: Apple Gelontorkan USD 10 Juta untuk Perangi Produsen Spyware Berbahaya

Beberapa pengamat mengatakan bahwa langkah Apple ini mengindikasikan permbatan yang lebih luas dalam berinestasi.

Kepala investasi Bokeh Capital Partners, Kim Forrest mengatakan bahwa langkah Apple ini juga pertanda perusahaan-perusahaan besar juga terdampak inflasi.

"Langkah Apple mencerminkan perlambatan yang lebih luas dalam berinvestasi di hal-hal baru, perusahaan baru, dan produk baru," ujar Kim Forrest sebagaimana dikutip dari Reuters.

"Ini menandakan bahwa inflasi adalah masalah bagi perusahaan-perusahaan besar," sambungnya.

Baca Juga: Konferensi Sun Valley 2022 Akan Digelar Awal Juli, Undang Bos Apple, Tesla, hingga Meta

Inflasi membuat banyak pelanggan membatasi pengeluaran untuk barang-barang elektronik seperti smartphone..

Laporan dari Canalys Research mengungkapkan bahwa pengiriman smartphone turun 9% pada kuartal kedua.

Namun, di tengah penurunan pengiriman smartphone global, iPhone masih menjadi salah satu smartphone paling banyak dijual di dunia.

Laporan Canalys menunjukan bahwa Apple adalah perusahaan pemegang pangsa pasar smartphone global sebesar 17%.

Apple berada di posisi kedua, tepat di belakang perusahaan asal Korea Selatan, Samsung.

(*)

Editor : Nextren

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x