Follow Us

Kalah Dari China, AS Siapkan Angkatan Laut Lebih Canggih dan Mematikan Lewat Kapal Perang Tak Berawak

Wahyu Subyanto - Jumat, 18 September 2020 | 21:10
Drone kapal tak berawak Sea Hunter dari militer Amerika
navalnews

Drone kapal tak berawak Sea Hunter dari militer Amerika

Laporan wartawan Nextren, Wahyu Subyanto.

Nextren.com - Menteri Pertahanan Mark Esper Rabu mengumumkan rencana ambisius Amerika untuk memperluas Angkatan Laut AS dengan berbagai kapal tak berawak dan otonom, kapal selam dan pesawat.

Tujuannya untuk menghadapi tantangan perkembangan teknologi maritim dari China.

Kepala Pentagon mengatakan tinjauan menyeluruh atas kekuatan angkatan laut AS yang dijuluki "Future Forward" telah membuat rencana sistem militer 'pengubah permainan' yang akan memperluas armada laut AS menjadi lebih dari 355 kapal, dari jumlah saat ini 293.

Rencana tersebut, yang membutuhkan penambahan puluhan miliar dolar ke anggaran Angkatan Laut AS antara saat ini hingga 2045, bertujuan untuk mempertahankan keunggulan AS atas pasukan angkatan laut China, yang dipandang sebagai ancaman utama bagi Amerika Serikat.

Baca Juga: Bikin Gentar Amerika, Rusia Diminta Hentikan Dua Senjata Nuklir Ini

"Armada masa depan akan lebih seimbang kemampuannya untuk memberikan efek mematikan, baik lewat serangan udara, laut, dan bawah laut," kata Esper dalam pidatonya di Rand Corp. di California, seperti dilansir dari AFP (17/9).

Perluasan sistem militer ini akan memperbanyak kapal permukaan yang kecil, lebih banyak kapal selam, kapal permukaan dan kapal selam yang berawak atau tidak, kapal drone dan kapal otonom; serta berbagai macam pesawat berbasis kapal induk otonom.

Rencananya, armada kapal tersebut diharapkan akan lebih mampu bertahan dari konflik intensitas tinggi.

Baca Juga: Dua Kapal Induk Amerika ke Laut China Selatan Unjuk Kekuatan, China Gertak Balik

Tujuannya untuk menunjukkan kekuatan dan kehadiran AS dan memberikan serangan yang akurat dari jarak yang sangat jauh, jelas Esper.

Sebagai contoh, tambah Esper, adalah program kapal fregat berpeluru kendali baru, yang memproduksi kapal dengan "peningkatan senjata yang mematikan, kemampuan bertahan hidup, kemampuan dan kapasitas untuk melakukan perang yang tersebar."

Dia juga sedang menguji coba Sea Hunter, sebuah drone kapal trimaran berukuran 40 meter yang secara mandiri bisa mendeteksi kapal selam lawan selama lebih dari dua bulan dalam sekali operasi.

"Upaya ini adalah langkah selanjutnya dalam mewujudkan armada masa depan kita, di mana sistem tak berawak melakukan berbagai fungsi perang, mulai dari melakukan tembakan mematikan dan meletakkan ranjau, hingga melakukan pasokan ulang atau mengawasi musuh," kata Esper.

Baca Juga: Jarak Kapal Perang AS dan China Cuma 100 meter, Konflik di Laut China Selatan Makin Panas

"Ini akan menjadi perubahan besar dalam cara kami melakukan perang laut di tahun-tahun dan dekade mendatang."

Angkatan laut Cina lebih besar

Esper menegaskan kembali bahwa China adalah ancaman keamanan utama AS dan bahwa kawasan Indo-Pasifik adalah panggung utama bagi militer AS.

“Kawasan ini tidak hanya penting karena menjadi hub perdagangan dan perdagangan global, tetapi juga episentrum persaingan kekuatan besar dengan China,” ujarnya.

Sebuah laporan Pentagon tentang Tentara Pembebasan Rakyat yang dirilis awal bulan ini mengatakan bahwa Beijing memiliki armada angkatan laut terbesar di dunia dengan 350 kapal dan kapal selam.

Baca Juga: Kenali Drone yang Menjadi Alasan Perseteruan Iran dan Amerika

Namun, Esper menekankan angkatan laut China tertinggal dalam kekuatan dan kemampuan.

"Bahkan jika kami berhenti membangun kapal baru, RRC akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menyamai kemampuan kami di laut lepas."

Esper mengatakan, untuk mencapai tujuan 355 kapal berarti angkatan laut harus mengambil persentase lebih besar dari anggaran Pentagon.

Selain itu, Amerika Serikat juga harus mengerahkan lebih banyak sumber daya untuk memperluas dan memodernisasi galangan kapal, di mana China jelas punya kelebihan dalam hal itu.

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya

Latest