"Kemudian satelit jatuh ke lautan dan tidak bisa diselamatkan," lanjut Adi.
Walhasil, satelit Nusantara Dua hilang dan tidak bisa digunakan sepenuhnya.
Sebelumnya, Presiden Direktur PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera (PSNS), Johanes Indri Trijatmodjo mengatakan satelit Nusantara Dua dilindungi asuransi, yang sepenuhnya memberikan perlindungan atas risiko peluncuran dan operasional satelit.
Baca Juga: Amazon Meminta Izin FCC AS Terbangkan Satelit Internetnya, Project Kuiper
Satelit Nusantara Dua sendiri dibuat oleh China Great Wall Industry Corporation.
Satelit ini memiliki bobot 5.550 kilogram dengan transponder FSS C-band 20×36 MHz, dan High Throughput Satellite (HTS) 9,5 Gbps.
Menteri Kominfo, Johnny G Plate mengatakan, satelit Palapa-D yang kini digunakan 23 lembaga penyiaran dan delapan lembaga radio di Indonesia itu akan berhenti mengorbit selambat-lambatnya akhir Juli 2020.
Sebagai salah satu alternatif, Kominfo telah berdiskusi dengan Menteri BUMN untuk menggunakan satelit yang tersedia saat ini dalam jangka waktu pendek, agar layanan penyiaran dan telekomunikasi tetap terjaga.
BUMN yang mengoperasikan satelit sendiri saat ini ada dua, yakni Telkom dan BRI.
Telkom memiliki dua satelit, yaitu Telkom 3S dan satelit Merah Putih.
Sementara BRI memiliki satu satelit yaitu BRISAT.