Virus corona tak semuanya berimbas negatif pada Alibaba.
Zhang mencontohkan, bisnis DingTalk sebuah aplikasi yang dikembangkan sebagai percakapan antar perusahaan terkait bisnis mengalami lonjakan pengguna selama krisis corona.
Baca Juga: Dampak Virus Corona, Google Tutup Seluruh Kantornya di China
Ini lantaran banyak perusahaan meminta karyawannya bekerja dari rumah.
Kemudian lonjakan lainnya ditopang oleh sekolah yang memilih menggunakan aktivitas belajar jarak jauh secara online bagi para siswanya.
"Pendapatan Alibaba untuk kuartal berikutnya dipastikan akan terkena dampak dari wabah corona.
Tetapi, bisnis perusahaan sudah cukup buat menahan penurunan dalam waktu singkat.
Bisnis cloud computing di sisi lain dijadikan pendongkrak untuk outlook yang lebih cerah," kata Jesse Cohen, Analis Senior Platform Pasar Keuangan Investing.
Baca Juga: 38 Pendiri Startup Asia Tenggara Dilatih Alibaba di Hangzhou China, Termasuk 17 Startup Indonesia
Alibaba sendiri biasanya melaporkan pendapatan tertingginya terjadi di kuartal terakhir karena ada peningkatan belanja e-commerce pada setiap November.
Perusahaan bahkan mencatat penjualan hanya dalam sehari pernah menembus rekor 38,4 miliar dollar AS (Rp 525 triliun) di tahun 2019.
Grup Alibaba mencetak banyak pendapatan dari berbagai segmen seperti penjualan layanan iklan dan promosi pada pedagang yang mendaftarkan produk mereka di situs e-commerce seperti Tabao dan Tmall.