Follow Us

facebookyoutube_channeltwitter

Rudiantara: Tingkat Kesuksesan Startup Hanya 5 Persen, Ini Penyebabnya

None - Jumat, 15 November 2019 | 18:40
Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara
Kominfo

Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara

Nextren.com - Beberapa tahun belakangan ini bisa dibilang tahun keemasan bagi para pendiri startup di Indonesia.

Banyak investor kelas dunia berdatangan ke Indonesia, mendanai perusahaan startup mulai dari berskala kecil hingga yang kelas Unicorn seperti GoJek atau Tokopedia.

Ketua Dewan Pembina Yayasan Next Indonesian Unicorns (Nexticorn) 2019, Rudiantara, mengemukakan kendala perusahaan rintisan (startup) untuk bisa bertahan lama.

Ditemui dalam gelaran Nexticorn International Summit ketiga di Jimbaran, Bali, Rudiantara berkata tingkat persentase kesuksesan startup hanya berkisar di angka 5%.

Baca Juga: Cumi, Startup Christian Sugiono Ini Raih Pendanaan dari East Ventures

Kegagalan tersebut, menurut Rudiantara, diakibatkan ketiadaan market validation.

Market validation sendiri adalah proses identifikasi startup, untuk mengetes apakah startup yang didirikan memiliki nilai ekonomi di masyarakat atau tidak.

"Jarangnya startup menjadi sustainable karena tidak ada market validation."

"Penting untuk mengetahui pula melihat daya beli masyarakat, keadaan politik, dan lain-lain. Bila semuanya solid, maka tidak ada yang meaningless," ujar Rudiantara di hadapan media di Bali, Kamis (14/11) lalu.

Baca Juga: Ralali , Startup Marketplace Khusus Bisnis di Indonesia Raih Pendanaan Rp 181 Miliar

Ia menambahkan, selain adanya market validation, pihaknya menambahkan penting adanya tracktion, yakni kecepatan perusahaan menarik masyarakat.

Dengan modal tersebut, dirinya berkata, sebuah perusahaan sudah mempunyai modal untuk masuk capital market yang bagus.

Menurutnya, perusahaan rintisan juga harus bisa melihat potensi mengingat iklim Indonesia cukup mendukung investasi.

Ia menambahkan laporan terbaru dari Google dan Temasek, yang menyebut jika Indonesia kini merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan new economy yang paling pesat dalam lima tahun terakhir di kawasan Asia Tenggara.

Baca Juga: Iflix Raih Pendanaan Baru Senilai 697 Miliar Rupiah Menjelang IPO

Pada 2019, ekonomi digital Indonesia sendiri telah mencapai US$ 40 miliar, atau tumbuh lima kali lipat dibandingkan tahun 2015 yang hanya mencapai US$ 8 miliar.

Dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 49% per tahun, Indonesia bahkan diyakini dapat menembus US$ 130 miliar pada 2025.

"Akan lebih bagus pula bila bisa ada startup yang menjadi perusahaan terbuka. Saya pikir, dengan menjadi perusahaan publik, pergerakan akan lebih lincah di bawah OJK," tuturnya

Rudiantara lantas menekankan target NextICorn International Summit tahun ini, adalah memperbanyak terjadinya pertemuan antar perusahaan rintisan dengan investor.

Baca Juga: Ritase, Startup Truk-Shipping Indonesia Raih Pendanaan Rp120 Miliar

Harapannya akan meningkatkan jumlah kesepakatan berinvestasi yang tercapai dari pertemuan tersebut.

"Target kami tahun ini adalah merealisasikan minimal 1.500 pertemuan dari 4.800 permintaan yang sudah tercatat antara 103 startup dan 169 investor yang akan berpartisipasi dalam 2 hari ke depan. Sehingga harapannya akan lebih meningkatkan kemungkinan terjadinya kesepakatan antar mereka," ucapnya.

Sementara itu, Daniel Tumiwa selaku Ketua Umum Yayasan NextICorn, menyatakan, terdapat banyak peningkatan permintaan meeting dari investor untuk startup dengan kategori industri kesehatan, agrikultur dan juga edukasi.

Dari peningkatan jumlah permintaan, pihaknya memprediksi ke depannya bahwa industri healthtech, agritech, edutech, logistik, fintech dan esports akan menjadi fokus utama incaran investor yang mau berinvestasi di sektor startup Indonesia.

Baca Juga: Startup Coworking Space Indonesia, CoHive Raih Pendanaan Rp 192 Miliar

Sebagai informasi, jika dilihat dari pendanaannya, dari 103 perusahaan rintisan yang hadir pada 2019, sekitar 20% sebelumnya sudah pernah mendapat pendanaan kurang dari US$ 1 juta.

Sedangkan, 55% telah memperoleh pendanaan US$ 1 juta-US$ 5 juta, dan 25% di atas US$ 5 juta.

Adapun sederet investor besar yang hadir dan berpartisipasi pada NextICorn International Summit 2019, adalah Sequoia Capital, Vertex, Temasek, Alpha JWC Ventures, EV Growth, Kejora Ventures, SBI Investments, BRI Ventures hingga Salim Group dan investor berskala global lainnya.

Mereka turut hadir untuk melihat peluang berinvestasi pada nama – nama besar perusahaan rintisan terbaik di Indonesia yang telah dikurasi, seperti Logisly, PrivyID, Kata.ai, KoinWorks, Snapcart, Kulina, dan lain – lain.

Reporter: Amalia Fitri

Artikel ini tayang di kontan.co.id, dengan judul : Dalam Nexticorn 2019, Rudiantara jelaskan kendala startup bertahan lama

Editor : Nextren

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x