Dengan mengaktifkan ultra-reliable and low latency communication (URLLC) yang sangat andal dan dapat ditingkatkan dengan enhanced Mobile Broadband (eMBB), maka 5G akan memainkan peran transformasional.
Penyebabnya, peningkatan kapasitas dan jangkauan akan terus diperlukan untuk melayani pengalaman-pengalaman baru bagi pengguna, serta dunia yang lebih terhubung.
Pasar IoT Indonesia
Asosiasi IoT Indonesia memperkirakan nilai pasar IoT Indonesia akan mencapai Rp 444 triliun (US$ 30 miliar) dengan lebih dari 400 juta sensor terhubung dalam seluruh vertikal pada tahun 2022.
5G adalah landasan untuk penerapan Industri 4.0 dan kebijakan Making Indonesia 4.0, dan dapat mendukung IIoT, industri game lokal, dan lain-lain.
Baca Juga: Ternyata Ini Penyebab Jaringan 5G di Indonesia Lambat Digelar
Factory of the future membutuhkan infrastruktur cerdas termasuk data nirkabel, sistem cyber-physical seluler, dan arsitektur TI terintegrasi.
Dengan 5G, kita dapat memiliki ketahanan, konektivitas real-time, dan kecepatan data yang memadai untuk industrial IoT.
Lebih dari sekedar teknologi, 5G juga dapat mentransformasi model bisnis, dengan assembly-as-a-service, manufacture-as-a-service, machine-as-a-service dan AI-as-a-service.
Oleh karena itu 5G merupakan bagian integral Making Indonesia 4.0,” jelas Toto Suharto, Managing Director, Bosch Indonesia.
Baca Juga: 5G Belum Jalan, Nokia dan Ericsson Bakal Kembangkan Jaringan 6G
Industri Game