Mobil otonom digadang-gadang sebagai bukti penerapan teknologi 5G.
Sementara sebagian besar pemain 5G mengklaim bahwa 5G beroperasi pada tingkat latensi kurang dari 30 milidetik.
Baca Juga: Ternyata Ini Penyebab Jaringan 5G di Indonesia Lambat Digelar
Angka itu masih jauh di atas tingkat yang diperlukan oleh mobil otonom agar berfungsi lebih optimal, yaitu 1 hingga 2 milidetik.
Dengan mempertimbangkan faktor tersebut, investasi besar-besaran juga harus dilakukan di bidang itu.
Singkatnya, peluncuran jaringan 5G membutuhkan modal sangat besar.
Yang lebih penting, apakah konsumen bersedia menanggung biaya untuk menikmati segala "kenyamanan" teknologi 5G?
Baca Juga: Sistem 5G Masih Belum Sempurna, Samsung Justru Sudah Rancang 6G
Tampaknya tidak demikian.
Kecuali jika 5G dapat membantu konsumen mengakses kenyamanan baru, atau memangkas biaya di tempat lain.
Perusahaan, di sisi lain, mungkin akan bersedia merogoh kocek demi 5G jika hal tersebut membantu mereka mendapatkan sumber pendapatan baru bagi bisnis mereka.
Memakai Senapan mesin untuk menembak seekor burung