”Bagaimana kami bisa bersaing dengan smartphone Black Market. Posisi kami sebagai pemain legal dan menaati peraturan justru disengat dengan siraman ponsel Black Market,” ungkap Suryadi.
“Dalam kurun waktu kurang lebih tiga tahun ini kami tersengat dengan gempuran ponsel Black Market."
"Jika ini tidak segera diantisipasi, kami yakini akan berdampak lebih buruk lagi terhadap industri smartphone nasional secara keseluruhan."
"Kami membaca laporan dari Asosiaasi Ponsel Seluruh Indonesia (APSI), peredaran ponsel Black Market mencappai 20-30 persen. Merugikan Negara sekitar Rp. 2.8 triliun per tahun. Angka yang sangat fantastis,” beber Suryadi.
Bagaimanapun lanjutnya, maraknya smartphone Black Market (BM) sangat merusak ekosistem industri. Evercoss yang sudah memiliki pabrik smartphone di Semarang dan merakit smartphone sendiri, sangat merasakan dampak negatif peredaran smartphone BM.
Baca Juga: YLKI Imbau Pemerintah Perlu Hati-Hati Memblokir IMEI, Ini Alasannya
Dengan akan terbitnya aturan Validasi IMEI, Evercoss optimis bisa kembali bersaing dengan sengit dan bisa bertengger di TOP 5 market share smartphone Indonesia.
Sekarang ini brand asli Indonesia ini mengandalkan Xtream Series.
Salah satu smartphone Xtream series yang beredar di pasaran adalah Xtream 2 Plus, smartphone dengan spesifikasi ini dibekali dengan RAM 2GB, CPU Octa Core 1.6 GHz.