Follow Us

facebookyoutube_channeltwitter

Melihat Sampah yang Menumpuk di Orbit Bumi selama 60 Tahun

Reska K. Nistanto - Kamis, 24 Desember 2015 | 13:00
Citra sampah yang mengambang di luar angkasa.
Stuart Grey

Citra sampah yang mengambang di luar angkasa.

Sampah ukan hanya menjadi masalah di Planet Bumi, namun juga di luar angkasa. Untuk melihat jumlah sampah yang mengambang di atas sana, ilmuwan Stuart Grey dari University College London membuat video animasi dengan menggunakan data lokasi tiap kepingan sampah dari situs space-track.org.Semenjak eksplorasi luar angkasa pertama pada 1957, dimana satelit Sputnik 1 diluncurkan oleh Rusia (dahulu Uni Soviet), bukan hanya menandai era luar angkasa telah lahir, namun juga budaya membuang sampah ke luar angkasa.Sejak saat itu, angkasa jadi dipenuhi oleh benda-benda yang mengorbit. Satelit-satelit yang sudah tidak berfungsi masih menggantung di atas sana, selain komponen roket dan pecahan-pecahan lain.Pada Juni 1961, Ablestar juga meluncurkan satelit Transit 4A yang akhirnya juga meledak di luar angkasa, menambah 300-an pecahan-pecahan sampah yang mengambang.Pada tahun 2007 lalu, jumlah pecahan sampah yang bisa dilacak, mulai dari seukuran buah apel hingga seukuran mesin roket, sudah mencapai 9.000 puing.Di tahun yang sama, sebuah roket balistik milik China juga meledak, menambah kepingan-kepingan lagi di luar angkasa.Pada 2012, ada sekitar 23.000 obyek dengan ukuran diameter lebih besar dari 5 cm yang bisa dilacak oleh US Space Surveillance Network.Sementara jumah sampah yang berukuran kurang dari 1 cm, seperti sekrup hingga serpihan cat, sudah lebih dari setengah juta.Banyak ide dicetuskan untuk menjaring sampah luar angkasa ini. Dikutip Nextren dari Gizmodo, Rabu (23/12/2015), salah satunya adalah menggunakan jaring raksasa yang bisa dioperasikan di luar angkasa.Selain itu, ada teleskop laser yang bisa mencari sampah, serta vacuum cleaner otomatis yang bisa mengolah sampah luar angkasa.Video animasi jumlah sampah yang mengambang di orbit Bumi itu bisa dilihat di situs YouTube, atau melalui tautan berikut ini.

Source : Gizmodo

Editor : Nextren





PROMOTED CONTENT

Latest

x