Orang Indonesia ternyata lebih banyak menonton video di internet ketimbang tayangan di televisi. Hal tersebut terungkap dari hasil penelitian firma Millward Brown tentang perilaku pemilik smartphone di Indonesia yang dirangkum oleh Nextren dari Mumbrella, Selasa (24/11/2015).
Lebih spesifiknya, dari 13.500 responden penelitian usia 16-45 tahun, terungkap bahwa konsumsi video kini lebih banyak dilakukan lewat perangkat berbasis internet seperti smartphone, tablet, dan laptop daripada televisi. Proporsinya 52 persen berbanding 48 persen.
Fenomena ini berbanding lurus dengan fenomena global. Sajian digital semakin mendominasi dan mengalahkan sajian lewat perangkat konvensional. Terutama bagi remaja usia 16 hingga 24 tahun yang disebut sebagai digital native.
Hal ini kurang lebih disebabkan oleh fleksibilitas yang ditawarkan. Konsumsi tayangan televisi cenderung dilakukan di rumah dan beramai-ramai untuk kebutuhan sosialisasi.Sementara itu, konsumsi video lewat perangkat mobile bisa dilakukan di mana saja dan sifatnya lebih individu. Di kereta, ruang tunggu, lift, mobil, dan di manapun, masyarakat modern bisa menyaksikan video lewat smartphone atau tablet.
Hasil penelitian juga menyasar sektor iklan digital. Masyarakat Indonesia, menurut studi, lebih mudah menerima iklan ketimbang rata-rata masyarakat global.
Lebih sedikit netizen yang melangkahi iklan sebelum masuk pada tayangan yang hendak ditonton. Lebih banyak yang memilih menyaksikan iklan. Terlebih jika iklan menawarkan hadiah atau kuis.
"Ini adalah peluang bagi pengiklan untuk meraup pasar," kata direktur manajer Millward Brown Indonesia, Mark Chamberlain.
Pun begitu, penyajian iklan juga harus dipikirkan agar bisa menarik minat penonton. "Pengiklan harus memakai cara yang simpel namun mengena untuk audiens digital native Indonesia," ia menjelaskan.