Follow Us

Dua Pertiga Perangkat Android Bebas Dimata-matai Google

Fatimah Kartini Bohang - Selasa, 24 November 2015 | 13:47
Salah satu pemandangan di kantor pusat Google, Mountain View, California, bagian dari wilayah yang secara umum dikenal sebagai Silicon Valley.
Wicak Hidayat/KompasTekno

Salah satu pemandangan di kantor pusat Google, Mountain View, California, bagian dari wilayah yang secara umum dikenal sebagai Silicon Valley.

Laporan dari kantor pengacara di New York menunjukkan, pemerintah AS dapat memata-matai 74 persen perangkat Android di seluruh dunia. Presentasi itu bahkan bisa lebih tinggi.

Hal ini dimungkinkan atas izin Google. Menurut hasil penelitian, Google menyediakan pintu belakang (backdoors) untuk akses mata-mata. Caranya dengan mengatur ulang kode akses perangkat Android secara diam-diam.

Tepatnya pada perangkat Android lawas, yakni yang belum diperbarui ke versi Lollipop atau Marshmallow, sebagaimana dilaporkan BGR dan dihimpun Nextren, Selasa (24/11/2015).

"Tim forensik bisa mengatur ulang kode akses dengan beberapa teknik forensik atas izin Google. Proses ini bisa berlangsung secara diam-diam dan tim forensik bisa melihat semua konten dari beberapa perangkat Android," begitu tertera pada dokumen.

Pengguna Android Lollipop dan Marshmallow tampaknya bisa berlega hati. Pasalnya, Google tak bisa mengatur ulang kode akses secara diam-diam pada kedua versi tersebut.

Sayangnya, masih sedikit perangkat Android yang sudah diperbarui ke Lollipop atau Marshmallow. Saat ini 74 persen atau mayoritas perangkat Android yang beredar di pasaran masih nyaman dengan sistem operasi lawas.

Padahal, selain fitur-fiturnya sudah lapuk, dari faktor keamanan pun versi Android lawas masih banyak celah. Untuk itu, bagi yang belum memperbarui sistem operasinya, sebaiknya segera berbenah.Bagaimanapun, temuan ini bisa dibilang mengejutkan. Pasalnya, pasca insiden Paris, pemerintah AS memang sempat mendesak para perusahaan TI untuk memperlemah enkripsinya, atau lebih tepatnya membuka akses backdoors bagi pemerintah.Namun permintaan itu ditolak oleh para perusahaan TI, termasuk Google. Padahal, kenyataannya Google sudah menyediakan akses mata-mata tersebut.

Source : BGR

Editor : Nextren

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest