Gelombang Otak Bisa Jadi Password, Peneliti Sudah Tahu Caranya

Selasa, 30 Oktober 2018 | 20:35
BBC

Peneliti menemukan cara untuk menggunakan gelombang otak sebagai pengganti password.

Laporan Wartawan NexTren, David Novan Buana

NexTren.com - Metode canggih yang digunakan oleh orang saat ini adalah sidik jari dan retina, yang dikatakan lebih aman dibandingkan rentetan hurif yang diketik.

Namun peneliti ini memiliki pendapat yang berbeda, karena mereka telah berhasil menemukan cara lain yang jauh lebih unik dan aman.

Cara yang digunakan adalah dengan gelombang otak manusia, yang menurut laporan mereka unik untuk tiap manusia, dan tidak bisa dipalsukan.

Baca Juga : Honda Dan Tiga Universitas Teknologi Kembangkan AI Yang Bisa Belajar

Penelitian tersebut dilakukan oleh Wenyao Xu dan Feng Lin, yang menjabat sebagai asisten profesorbidangComputer Science and Engineering di University of Buffalo dan The State University of New York.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh tim mereka, melalui hasil kerjasama dengan kolaborator daru institusi lain selama bertahun-tahun, ditemukan bahwa gelombang otak manusia menghasilkan biometrik yang unik.

Keunikan tersebut terjadi ketika otak manusia dihadapkan pada pemicu tertentu, yang hasilnya akan berbeda untuk tiap individu.

Ketika seseorang melihat foto atau mendengarkanmusik tertentu, makaotaknya akan menghasilkan gelombang listrik yang bisa diukur menggunakan sensor.

Respon tersebut akan selalu sama untuk seorang manusia, sehingga bisa dijadikan sebagai patokan biometrik yang tetap seperti sidik jari dan retina.

Namun bila foto dan musik yang sama diberikan kepada manusia lain, maka gelombang otak yang dihasilkannya akan berbeda dengan individu lain.

Terlebih lagi respon yang diberikan tidak bisa diatur secara sadar, karena semuanya terjadi tanpa sepengetahuan manusia itu sendiri.

Baca Juga : Teknologi Terbaru Hasilkan Air Dari Udara, Sama Seperti Mukjizat

Melalui hasil penelitian tersebut, diharapkan bisa tercipta jenis biometrik baru bernama password otak yang tidak bisa dipalsukan.

Ditambah lagi password tersebuttentunya akan lebih aman lagi karena tidak berbentuk fisik sehingga tidak bisa dipalsukan olehsiapapun.

Hanya saja setiap kali seseorang ingin membuka kunci dengan menggunakan password otak tersebut, ia harus memasangkan alat sensor ke kepalanya, yang tampaknya masih belumsepraktis sensor sidik jari dan sensor retina.(*)

Editor : Wahyu Subyanto

Sumber : Slashdot

Baca Lainnya