Tak Perlu Cemas Ada Gempa Susulan, Teknologi AI Bisa Memprediksinya

Minggu, 09 September 2018 | 19:35
Entrepreneur

Kecerdasan buatan AI

Laporan Wartawan NexTren, Anggerhana Denni. R

NexTren.com - Belakangan ini banyak yang membicarakan perihal kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).

Alasan para ilmuwan menggunakan teknologi AI adalah karena cara kerjanya yang mirip dengan otak manusia, yaitu bisa memikirkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi.

Seiring banyaknya terobosan yang dicapai dengan teknologi AI, para ilmuwan kemudian berlomba-lomba menciptakan temuan barunya.

Tentu saja temuan itu dimaksudkan untuk membantu kehidupan manusia.

Baca Juga : Laporan Terbaru Sebut iPhone 2018 Bakal Dibanderol dengan Harga Mulai Rp 10 jutaan

Salah satunya adalah sebuah sistem yang bisa membantu mengetahui informasi tentang gempa susulan.

Seperti yang kita tahu, pada bulan Juli dan Agustus lalu Lombok dan Bali diguncang oleh gempa besar yang mengakibatkan banyak korban.

Tak hanya korban luka-luka tapi juga korban jiwa lantaran tertimpa bangunan yang ambruk.

Tak hanya sekali, gempa dahsyat tersebut diikuti dengan gempa susulan yang dikabarkan mencapai 400 kali.

Baca Juga : Cara Mudah Ganti Nama Personal Hotspot di iPhone, Nggak Ribet!

Oleh karenanya, dilansir Tim NexTren dari Bobo.id (9/9/18), para peneliti yang berasal dari Universitas Harvard sedang berusaha membuat sebuah sistem dengan menggunakan teknologi AI.

Yaitu, dengan cara mengambil data sensor yang lebih besar supaya prediksi terhadap gempa susulan lebih akurat.

Di masa mendatang, teknologi AI akan sangat penting untuk alat prediksi gempa atau seismolog.

Melalui sistem terbaru ini, kita berharap bisa mengetahui secara lebih akurat tentang kapan gempa bumi akan terjadi, berapa kekuatannya dan di mana kah pusat gempa tersebut terjadi.

Baca Juga : 5 Aplikasi Android Unik dan Kekinian 2018, Bikin Beda Dari Temanmu

Dua di antara telah berhasil dideteksi oleh sistem.

Kini peneliti hanya tinggal mempelajari di mana pusat gempa bumi akan terjadi.

Meski belum bisa digunakan sepenuhnya, setidaknya kabar ini merupakan kabar baik untuk kita semua.

Meski begitu, sampai sekarang para peneliti tengah berusaha mengembangkan ciptaannya ini sampai benar-benar sempurna.

Baca Juga : Status Twitter Kini Tak Hanya Teks dan Foto, Bisa Juga Rekaman Suara

(*)

Editor : Kama

Baca Lainnya