Google Memata-matai Lokasi Penggunanya 340 Kali Sehari, Apple Aman?

Minggu, 26 Agustus 2018 | 18:21
youtube

ilustrasi

Laporan Wartawan NexTren, Anggerhana Denni. R

NexTren.com - Beberapa waktu lalu, Google kembali dituduh mengumpulkan data dari penggunanya dengan cara yang tidak jelas dan tidak transparan.

Peristiwa tersebut bukan pertama kali dilakukan oleh Google.

Sampai pada akhirnya, Google kembali menjadi subjek banyak penelitian dan survei.

BACA JUGA:Penjualan Perdana Samsung Galaxy Note9, Bertabur Hadiah dan Diskon

Douglas Schmidt, seorang profesor di Vanderbilt University, menerbitkan sebuah makalah di mana dia memeriksa pengumpulan data dari dua raksasa teknologi terbesar.

Mereka adalah Apple dan Google.

Nyatanya, diperoleh hasil bahwa Android tidak pernah pandai menyimpan rahasia.

BACA JUGA:Bukan Hanya Dual Kamera, OPPO R17 Pro Juga Bawa Dual Baterai

Tentu saja, maksudnya adalah Android yangdilengkapi dengan Google Chrome sebagai browser.

Untuk memberikan contoh praktis, smartphone Android dengan Chrome mengirim data tentang lokasi perangkat 340 kali dalam 24 jam, yaitu sekitar 14 kali per jam.

Ini berarti bahwa Google menerima 50 kali lebih banyak data dari perangkatnya sendiri dibandingkan dengan perangkat Apple.

BACA JUGA:Rafi Ahmad dan Dian Sastro Pamer Hasil Kamera Samsung Galaxy Note 9

Namun, hal tersebut tidak berarti bahwa Apple, iOS dan iPhone lebih aman.

Hanya saja, berarti bahwa Apple tidak mendasarkan seluruh strateginya pada pengumpulan, analisis dan penjualan informasi pengguna.

Jumlah data yang dikumpulkan oleh Android Chrome sangat besar dan tidak hanya menyangkut lokasi perangkat.

BACA JUGA:Spesifikasi Meizu 16, Hape Gahar yang Tak Begitu Terkenal di Indonesia

Perusahaan harus meninjau perjanjiannya dengan pengguna dengan secara jelas menyoroti data yang dikumpulkan dan frekuensi pengiriman ke servernya.

Hal ini juga harus memberi semua orang kesempatan untuk menonaktifkan fungsi ini dengan cepat dan tidak ambigu, yang biasanya tidak terjadi di Android dan telah menyebabkan konflik antara UE dan Google.(*)

Tag

Editor : Kama