Google Doodle Dihiasi Beragam Biota Laut, Rayakan HUT Taman Nasional Bunaken

Selasa, 14 Agustus 2018 | 22:14

Google Doodle

Laporan Wartawan NexTren, Anggerhana Denni. R NexTren.com - Jika kamu membuka mesin pencarian Google sekarang, pasti kamu akan menemukan sesuatu yang bebeda.

Hari ini (14/8/2018), Google doodle dihiasi berbagai biota laut dengan background berwarna biru.

Ternyata, hal tersebut terjadi karena Google doodle sedang memperingati hari ulang tahun Taman Nasional Bunaken yang ke-27 lho.

(Walkman Hingga Game Boy, Ini 5 Terobosan Teknologi 1980-an)

Taman Nasional Bunaken yang menjadi salah satu taman laut pertama Indonesia ini terletak di Sulawesi Utara, Indonesia.

Taman laut yang terkenal karena keindahannya itu merupakan rumah bagi 390 spesies karang, ikan, moluska, reptil, dan mamalia laut.

Sejak tahun 1991 silam, pemerintah Indonesia memberikan perlindungan terhadap 58 jenis karang dan lebih dari 90 spesies ikan yang berada di lima pulau dan perairan yang terletak di Taman Nasional Bunaken.

(Fitur Baru WhatsApp Bisa Simpan Bukti Percakapan Tidak Menyenangkan)

Bahkan di tahun 2005, Indonesia mendaftarkan taman nasional ini pada UNESCO untuk dimasukan dalam situr warisan dunia.

Berada di utara Pulau Sulawesi, Taman Nasional Bunaken memiliki spesies yang sangat tersohor.

Nama spesies tersebut adalah penyu sisik Hawksvill.

(Ini 4 Kerugian Beli Smartphone Docomo Yang Kencang dan Murah Meriah)

Penyuitu sering terlihat berenang di tengah terumbu karang dan beragam pohon damselfish, clownfish, angelfish, dan sejumlah penghuni laut lainnya.

Pemandangan tersebut tentunya menjadi salah satu daya tarik yang dapat mendatangkan banyak wisatawan ke Taman Nasional Bunaken.

Selain memiliki laut yang memesona, wilayah dengan luas 890 km ini juga memiliki jumlah penduduk 35 ribu jiwa yang tersebar dalam 22 desa.

(Surprise Deal Telkomsel, Rp 90 Ribu Dapat Kuota 25 GB Cuma Sehari Ini)

Penduduk di Taman Nasional Bunaken kebanyakan bekerja sebagai nelayan atau petani kelapa, ubi jalar, pisang dan rumput laut untuk diekspor.

Sementara, sebagian lainnya bekerja sebagai pemandu, pekerja di cottage dan nakhoda kapal.

(*)

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya