Gempa Lombok Ikut Memutus Jaringan Telekomunikasi, Kini Mulai Normal

Selasa, 07 Agustus 2018 | 10:59

Gempa di Lombok

Laporan Wartawan NexTren, Anggerhana Denni. R

NexTren.com - Minggu, 5 Agustus 2018 telah terjadi gempa dahsyat di Lombok, NTB.

Tak tanggung-tanggung, gempa tersebut memiliki kekuatan 7 Magnitudo.

Bahkan beredar isu bahwa gempa tersebut berpotensi tsunami.

(Oppo A5 Rilis di India Minggu Depan, Harganya Tak Bisa Dibilang Murah)

Syukurnya, kabar tersebut tidak terbukti.

Gempa Lombok mengakibatkan banyak korban, bangunan runtuh dan tentu saja jaringan telepon ikut terganggu.

Kabar sebelumnya menyebutkan bahwa jaringan Telkomsel dan Tri menjadi dua jaringan telekomunikasi yang ikut terkendala.

(Begini Cara Kerja Safety Check Facebook, Otomatis Kabari Keluarga)

Hal itu terjadi karena terputusnya pasokan listrik untuk menjalankan BTS.

Kemudian, pihak Telkomsel berupaya menyediakan genset untuk bisa mengoperasikan BTS-nya kembali.

Beruntung, hal tersebut tidak perlu dilakukan terlalu lama.

(Aplikasi yang Dulu Jaya Namun Kini Bangkrut, Ada yang Tutup Tahun 2018)

Sebab, mulai hari Senin pagi (6/8/2018) kondisi jaringan Telkomsel di Lombok sudah berangsur normal.

Namun, tidak banyak yang bisa diharapkan.

Sebab, jaringan Telkomsel mengalami penurunan kualitas data atau suara di pusat gempa, seperti di daerah Lombok Timur, Lombok Utara, Sumbawa, dan Bima.

(Ini Alasan Ketik 'Idiot' di Google Bakal Muncul Foto Donald Trump)

Sementara, jaringan Tri (3) masih tetap aman dan tersedia pasca terjadinya gempa di Lombok.

Hal tersebut terjadi karena pihak Tri terus meningkatkan pasokan ganset dan baterai.

Sedangkan untuk jaringan Smartphone, pihaknya mengaku bahwa layanan telekomunikasinya tetap berjalan normal.

(Tinggal di Wilayah Rawan Gempa? Aplikasi Ini Layak Kamu Jajal)

Dari 65 BTS yang ada di Lombok, hanya satu yang tidak beroperasi karena habisnya daya listrik cadangan.

Berbeda halnya dengan di Lombok, layanan telekomunikasi Smartphone di Bali tak mengalami gangguan dan tetap beroperasi seperti biasa.

(*)

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya