Bikin Jam Malah Disangka Bom, Ahmed Beken di Internet

Kamis, 17 September 2015 | 16:17
Tech Insider

Jam digital buatan Ahmed Mohamed ini disangkat bom oleh guru bahasa Inggrisnya

Ahmed Mohamed, bocah Muslim berusia 14 tahun di Texas, Amerika Serikat, dicurigai membawa bom ke sekolah. Ini bermula saat Ahmed memamerkan jam digital buatannya ke guru teknologi.Guru lain turut melihat jam tersebut. Bukannya memuji, guru sekolah justru memanggil polisi untuk menangkap Ahmed.Siswa SMA tersebut diboyong ke pusat penahanan remaja dan diinterogasi terkait barang rakitan yang ia bawa.Peristiwa ini pun menjadi topik hangat di media sosial. Tagar #IStandWithAhmed bertebaran di ranah maya untuk menyatakan dukungan terhadap Ahmed.Tagar itu sudah dikicaukan di Twitter sebanyak lebih dari 400.000 kali. Tiap menit, muncul sekitar 2.000 kicauan baru untuk mendukung Ahmed. Ada yang prihatin, marah, kesal, dan membuat guyonan satire terhadap ketidakadilan yang dialami Ahmed."Ketika murid lebih pintar daripada guru #IStandWithAhmed," tulis pengguna akun @LadyA08."Kulit putih membuat reaktor nuklir? Genius. Anak Muslim kulit gelap membuat jam digital? Teroris #IStandWithAhmed," tulis pengguna akun @Main_Pakistani."Jangan biarkan orang-orang mengubahmu dan menghalangimu #IStandWithAhmed," tulis pengguna akun @samwhite.Tak hanya dari masyarakat akar rumput, para CEO perusahaan TI, industri, hingga politisi turut meramaikan linimasa dengan dukungan maya untuk Ahmed."Asumsi dan ketakutan tak menyelamatkan kita. Ahmed, tetaplah selalu ingin tahu dan terus membangun," kata calon kandidat presiden AS, Hillary Clinton, melalui akun @HillaryClinton."#IStandWithAhmed karena anak-anak seperti dia adalah masa depan inovasi dunia. Datanglah ke workshop kami, dan kami akan memberimu alat-alat bagus untuk berbuat lebih," tulis perusahaan software Autodesk melalui akun @autodesk.

Diundang Obama

Banjir dukungan untuk Ahmed juga datang dari sejumlah tokoh besar, termasuk Presiden AS Barack Obama."Jam yang keren, Ahmed. Ingin membawanya ke Gedung Putih? Kita harus menginspirasi anak-anak lainnya untuk menyukai teknologi. Itu yang membuat Amerika hebat," tulis Presiden Obama menyuarakan undangan lewat akun @POTUS.Pendiri Twitter, Jack Dorsey, pun me-retweet kicauan Obama, dan tak lupa mematrikan tagar #IStandWithAhmed.Melihat undangan Presiden AS dan CEO Facebook, pendiri Box, Aaron Levie, tak ingin ketinggalan. "Ahmed, saya tahu kamu telah dipanggil keGedung Putih dan Facebook. Namun, kami tahu bahwa kamu adalah anak software sejati. Datanglah ke Box," kata dia lewat akun @levie.Google Science Fair, lewat akun @googlescifair, juga mengundang Ahmed untuk berdiskusi. "Hai Ahmed, kami menyimpankan satu kursi untukmu pada akhir pekan ini di Google Science Fair. Ingin datang? Bawa arlojimu #IStandWithAhmed." Startup arloji pintar, Pebble, bahkan mencibir pihak sekolah Ahmed yang dianggap mencerminkan sikap tak adil terhadap anak didiknya. "Kami juga membuat jam digital, kau juga akan menangkap kami? (Ahmed) teruslah berkarya #IStandWithAhmed," tulis pengguna akun @Pebble. Kicauan itu disertaimentionke akun @IrvingISD yang tak lain adalah akun sekolah Ahmed.Masih banyak dukungan dari berbagai tokoh dan institusi besar untuk Ahmed. Selengkapnya, Anda bisa cek melalui tagar Twitter #IStandWithAhmed.

Saat ini, Ahmed sudah dilepaskan karena tuduhan yang ditujukan kepadanya tidak terbukti. Pihak sekolah mengeluarkan pernyataan, menyusul kecaman dari masyarakat yang menjunjung kesetaraan.

"Kami selalu bertanya kepada siswa dan staf untuk segera melapor bila melihat ada sesuatu atau ada tingkah laku yang mencurigakan," kata perwakilan sekolah.

Ayah Ahmed, Mohamed Elhassan, asal Sudan, mengatakan bahwa putranya hanya ingin membuat sesuatu yang bagus. "Namun karena namanya Mohamed dan karena kejadian 11 September, putra saya mendapatkan perlakuan tak layak," kata Mohamed.

Dewan Hubungan Amerika-Islam mengatakan, kecurigaan ayah Ahmed mungkin tepat. "Saya rasa ini tidak akan dipertanyakan bila namanya bukan Ahmed Mohamed," kata Alia Salem, anggota dewan setempat.

Tag

Editor : Oik Yusuf

Sumber Twitter