Setidaknya ada 26 model smartphone Android terbaru yang disisipkan virus pengintai (spyware). Sebagian besar ponsel tersebut dipasarkan di Asia dan Eropa.Hal tersebut diungkap firma keamanan asal Jerman G Data.
Dilansir Nextren, Senin (7/9/2015) dari TheHackerNews, merek ponsel mengandung spyware tersebut, antara lain Xiaomi, Huawei, dan Lenovo. Tak disebutkan secara detail seri-seri ponsel yang dijual dengan "bonus" spyware tersebut.
Spyware tersebut, menurut G Data, terbenam pada aplikasi-aplikasi populer, seperti Facebook dan Google Drive. Aplikasi berbahaya itu tak bisa dihapus manual.
"Selama beberapa tahun, kami melihat perkembangan signifikan dari malware dan spyware pada perangkat elektronik. Akibat dari malware dan spyware bisa meluas dengan aksi-aksi yang tak diinginkan," kata manajer produk G Data Christian Geschkat.
Penyematan spyware pada model-model terbaru ponsel Android tentu perlu diwaspadai. Sebab kemampuan spyware tersebut bisa dibilang masif.
Bak pacar posesif, spyware akan mencari tahu segala informasi tentang pengguna. Lebih dari itu, spyware juga bisa mengendalikan ponsel sehingga pengguna tak lagi jadi tokoh satu-satunya yang mengoperasikan perangkat.
Konkritnya, kemampuan spyware antara lain dapat mendengar dan merekam percakapan telepon, mengakses internet, melihat dan memindai kontak, mengunduh aplikasi yang tak diinginkan, mengecek lokasi, mengambil file, mengirim dan membaca pesan, menonaktifkan software anti-virus, mengakses percakapan chatting, dan melihat rekam jejak browser.
Lalu, siapakah yang menjadi dalang penyematan spyware di lini smartphone Android? G Data tak menuduh vendor sebagai biang keladi.
Firma keamanan tersebut justru menyoroti pihak ketiga yang bekerja sama dengan vendor untuk membuat ponsel. Selain itu, pihak lain yang diduga bertanggung jawab adalah penjual retail atau agen intelijen dari pemerintah negara tempat vendor membuka izin usaha.
Penyematan spyware seperti ini bukanlah yang pertama kali untuk pabrikan Tiongkok. Maret lalu, Xiaomi Mi4 LTE diketahui memiliki malware bawaan.