Rugi Terus, BlackBerry Ingin Berhenti Bikin Ponsel

Dalam sebuah acara diskusi di Churcill Club, Palo Alto, California, Chief Executive Officer (CEO) BlackBerry John Chen mengaku masih mau menjalankan bisnis ponsel. Namun, di sisi lain, dia merasa tak bisa terus-menerus bersabar menghadapi kerugian yang terjadi."Jika saya tidak bisa mendapat keuntungan dari bisnis ponsel, saya akan keluar dari bisnis itu. Ada timeline untuk hal ini, tapi saya tidak akan menyebutkan soal kapan tenggat waktunya," kata Chen seperti dilansir Nextren dari Recode, Selasa (1/9/2015).Menurut pandangannya, salah satu penyebab pengguna kurang berminat pada ponsel BlackBerry adalah minimnya jumlah aplikasi.Ponsel BlackBerry bersistem operasi seri 10.2 ke atas dibekali lebih banyak pilihan karena bisa menjalankan aplikasi Android. Namun, strategi tersebut tak bisa dikatakan berhasil. Pasalnya, kinerja aplikasi tersebut malah lebih buruk dibanding saat dipakai pada ponsel Android.Strategi BlackBerry untuk memasukkan toko aplikasi Android milik Amazon di ponsel buatan mereka pun tak mendapat respons baik dari pengguna. Penyebabnya, pilihan aplikasi kurang banyak."Ini tidak kompetitif bila dibandingkan dengan Google Play atau iTunes. Kami sudah bekerja keras untuk memenuhinya," imbuh Chen.Meski mengatakan demikian, Chen tampaknya enggan mengonfirmasi rumor BlackBerry bersistem operasi Android yang makin ramai."Jika Anda ingin bermain di pasar yang lebih besar, Anda mesti menjadi cross-platform. Anda mesti memiliki rekan atau meninggalkan pasar tersebut," ujarnya.Seperti diketahui, bocoran terakhir yang beredar adalah sebuah foto ponsel BlackBerry Venice yang cukup detail. Foto tersebut menunjukkan keyboard slider, antarmuka Android, dan casing belakangnya. BlackBerry Passport Silver Edition pun muncul dalam sistem operasi Android.Pengadopsian Android dinilai bisa membantu BlackBerry meningkatkan jumlah penjualan ponselnya. Para penggemar Android yang sebelumnya tidak melirik BlackBerry pun disebutkan mulai menaruh minat pada BlackBerry Venice yang belakangan menjadi topik hangat.