Dari beberapa karya komik lokal yang dipamerkan di ajang Popcon Asia 2015 bulan lalu, ada stau komik yang berbeda dari komik-komik lain yang dipajang dan dijajakan. Jika kebanyakan komik lokal yang ditampilkan di situ banyak mengusung genre superhero, komedi, atau percintaan dalam ceritanya, komik yang satu ini membidik segmen pembaca yang bisa dibilang lebih niche, yaitu penggemar dunia penerbangan.Komik keluaran brand Airdrama itu diberi judul Avianista, bercerita tentang kehidupan pelaku-pelaku dunia penerbangan, seperti pilot, pramugari, FOO (Flight Operation Officer), hingga Avgeek, sebutan bagi penggila dunia penerbangan.Adalah Rimanti Nurdarina Baga yang berada di balik Airdrama. Ia menyebut passion sebagai alasan utama mengapa dirinya membuat komik tentang dunia penerbangan, dunia yang bagi sebagian orang awam masih abu-abu."Pertamanya sih nggak ngerti kalo ada passion, taunya suka aja sama pesawat terbang dan sensasinya," ujar Rimanti kepada Nextren."Ada sesuatu yg thrilling dan gak tergantikan gitu, dari kecil selalu kagum," imbuh wanita yang baru saja menyelesaikan studinya di Universitas Multimedia Nusantara itu.Lewat Avianista, Rimanti berkeinginan untuk menggambarkan apa yang terjadi di dalam dunia penerbangan melalui media pop culture ke masyarakat.Menurutnya, saat ini ada gap di antara dua dunia tersebut dan Airdrama ingin menjembataninya dengan cara yg fun dan bisa diterima berbagai kalangan.Bersaing dengan genre mainstreamWanita yang akrab disapa Rima itu tidak takut jika harus bersaing dengan komik-komik lain yang temanya lebih luas dan populer, seperti superhero, percintaan, dan sebagainya.Menurutnya, tema aviasi tetap bisa dibawa kemana saja, namun ia akui untuk komik Avianista yang ia buat saat ini lebih mengedepankan tema drama atau keseharian kehidupan mereka-mereka yang berkecimpung di dunia penerbangan."Justru karena terlalu banyak komik mainstream, perlu ada genre/tema lain untuk feeding pembaca dengan minat non-komik mainstream, meskipun pembawaannya nggak sampai 'edgy' banget," tuturnya.
Keyakinan Rima itu memang terbukti. Di Popcon Asia 2015 lalu Avianista ludes dibeli oleh pengunjung. Bukan hanya komiknya saja, melainkan juga poster dan merchandise lainnya."Alhamdulillah peminatnya jauh melebihi ekspetasi, saya percaya orang akan mencari kualitas juga, makanya kami berusaha mempertahankan dan mengejar standar yg kami taruh tinggi, baik di akurasi maupun di tampilan visual," kata Rima.Detil tinggiDetil dan visualisasi yang ditampilkan Rimanti tentang dunia penerbangan dalam komik Avianista memang layak diacungi jempol. Rimanti bisa menghadirkan visual kokpit yang akurat, berikut detil tentang bagaimana prosedur-prosedur di dalamnya dijalankan, seperti interaksi antara pilot-kopilot dan pramugari, tak lupa diselipkan humor-humor atau celotehan khas dunia penerbangan.Ternyata, di balik detil visualisasi dan cerita itu ada sosok yang membantu Rimanti dalam memperkuat karakter dan cerita. "Saya dibantu Om Gerry (pengamat penerbangan Gerry Soedjatman) sebagai technical consultant dan Om Fadjar (Fadjar Nugroho, pilot maskapai swasta Qatar) sebagai producer," ungkapnya.Selain itu, Rimanti juga mengaku bergabung dengan komunitas-komunitas pecinta dunia penerbangan, seperti Indoflyer dan Ilmuterbang yang menurutnya memberi banyak informasi latar tentang dunia penerbangan.Perlukah komik tentang penerbangan?Mengingat masih sedikitnya genre komik tentang penerbangan yang beredar di Indonesia, Rimanti merasa perlu usaha untuk memperbanyak lagi genre seperti itu.
Menurutnya, komik-komik seperti itu selain bisa menjadi hiburan juga bisa sebagai media pendidikan 'alam bawah sadar' tentang dunia penerbangan."Setidaknya bisa menarik perhatian masyarakat ke dunia penerbangan," kata Rimanti."Kami berharap bisa memberikan semacam evaluasi bagi dunia penerbangan itu sendiri, melalui konflik dan solusi yg ditawarkan," imbuhnya.Tantangan yang harus dihadapi Rimanti dan Airdrama saat ini adalah, bagaimana membawa cerita dari dunia penerbangan komersil menjadi sesuatu yg menarik dan menghibur ke tengah masyarakat, dan disampaikan dengan bahasa yang sesederhana mungkin.