IBM Ungkap: Penjahat Siber Menguasai Identitas untuk Serangan Online

Kamis, 22 Februari 2024 | 12:30
Copilot

IBM merilis tulisan yang menceritakan bahwa penjahat cyber sekarang bisa menyalahgunakan identitas milik orang lain

Nextren.com – IBM baru-baru ini merilis laporan tahunan mereka yang mengungkapkan fakta mengkhawatirkan: penjahat siber kini semakin memanfaatkan identitas pengguna untuk menjalankan serangan online.

Laporan tersebut, yang disebut X-Force Threat Intelligence Index 2024, menggambarkan bagaimana para penjahat siber lebih memilih untuk menggunakan akun pengguna yang tercuri sebagai "kunci" untuk masuk ke dalam sistem, alih-alih meretas jaringan perusahaan secara langsung.

Baca Juga: 2 Cara Baru Memulihkan Akun Instagram Kena Hack, Lebih Gampang Nih!

X-Force, tim keamanan IBM yang telah memantau kejadian keamanan di lebih dari 130 negara, melaporkan bahwa insiden seperti phishing dan eksploitasi aplikasi umum juga masih menjadi ancaman besar.

Di Asia-Pasifik, manufaktur menjadi salah satu industri yang paling sering disasari oleh serangan siber.

Roy Kosasih, Presiden Direktur IBM Indonesia, menyoroti pentingnya memahami isu-isu keamanan ini.

"Langkah pertama untuk melindungi data dan platform kita adalah dengan memahami ancaman yang dihadapi," ujarnya.

Baca Juga: 3 Cara Mengamankan Data dan Privasi, Awas Banyak Bahaya Penipuan!

Namun demikian, penjahat siber tidak hanya mengandalkan taktik lama.

Mereka juga semakin tertarik pada teknologi baru seperti kecerdasan buatan (AI).

Meskipun masih dalam tahap awal, AI diprediksi akan menjadi alat yang digunakan secara luas oleh para penjahat siber di masa depan.

Untuk mengatasi tantangan ini, IBM merekomendasikan langkah-langkah seperti memperkuat keamanan sistem, mempersiapkan rencana respons insiden, dan mengadopsi AI dengan bijak.

Informasi lebih lanjut dapat ditemukan dalam laporan X-Force Threat Intelligence Index 2024 atau melalui blog IBM Security Intelligence.

Baca Juga: Duh! Hacker China Maling Dana Bansos Covid-19 Amerika Sudah Dari 2020!

Dengan kesadaran akan risiko ini, diharapkan bahwa individu dan perusahaan akan lebih waspada dan siap menghadapi ancaman yang semakin canggih dari dunia maya. (*)

Editor : Kama

Baca Lainnya