Nextren.com -Satelit NASA seberat 2,7 ton jatuh ke Bumi setelah 38 tahun beroperasi.
Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengkonfirmasi bahwa satelit NASA yang disebut Earth Radiation Budget Satellite (ERBS) ini telah memasuki kembali atmosfer di lepas pantai Alaskan pada 8 Januari 2023 pukul 23.04.
Dilansir dari AP, jatuhnya satelit NASA ERBS seberat 2,5 ton ini tak menyebabkan kerusakan atau cedera.
NASA sendiri telah memprediksi kejatuhan satelit ERBS dan telah mempersiapkan meminimalisir dampak yang ditimbulkan.
NASA mengatakan bahwa ada 1 dari 9.400 kemungkinan sesoerang terlukan dari jatuhnya satelit NASA tersebut.
Baca Juga: NASA Tangkap Foto Bulan Paling Jelas, Tampilannya Bikin Tercengang!
Satelit ERBS memiliki kisah hidup dan pengabdian yang besar bagiumat manusia.
Dilansir dari Engadget, satelit ERBS melakukan perjalanan ke Shuttle Challenger sejak tahun 1984.
Astronot wanita perintis bernama Sally Ride menempatkan satelit tersebut di orbit menggunakan robo Canadarm.
Satelit tersebut ditugaskan untuk mengumpulkan data ozon selama 2 tahun. Namun, satelit tersebut masih terus beroperasi hingga tahun 2005 atau lebih dari 2 dekade dari awal peluncuran.
Satelit ERBS membantu para ilmuwan memahami bagaimana Bumi menyerap dan memancarkan energi matahari.
Baca Juga: Samsung Galaxy S23 Ultra Muncul di TENAA, Ungkap CPU Hingga Jaringan Satelit!
Satelit ERBS kemungkinan akan menjadi salah satu dari satelit NASA terakhir yang jatuh ke Bumi.
Untuk beberapa waktu ke depan, kita kemungkinan tida melihat banyak peralatan satelit lawas yang jatuh ke Bumi.
Hal tersebut dikarenakan FCC mengusulkan batas 5 tahun untuk pengoperasian satelit milik dalam negeri yang tak berada di orbit geostasioner.
Pedoman saat ini masih menyarankan de-orbiting dalam jangka waktu 25 tahun.
(*)