Sebagian Besar Brand Enggan Langganan Twitter Blue Untuk Verifikasi

Selasa, 13 Desember 2022 | 19:00
Business Upturn

Ilustrasi akun Twitter terverifikasi

Nextren.com - Twitter telah kembali meluncurkan Twitter Blue senin kemarin, 12 Desember 2022 dengan berbagai ketentuan tanda warna verifikasi.

Atas peluncuran tersebut, Tim dari Capterra ingin mencari tahu, mensurvei 300 profesional pemasaran dan periklanan Amerika Serikat untuk meminta tanggapan atas langganan Twitter Blue.

Survei mengenai langganan Twitter Blue tersebut juga ingin meminta tanggapan mengenai bagaimana cara Twitter mendekati para pengiklan, perubahan status verifikasi dan masih banyak lagi.

Dari survei tersebut ditemukan, 53% brand mengatakan tidak mungkin membayar $7,99 per bulan untuk verifikasi di Twitter.

Dengan langgganan Twitter Blue pengguna memang mendapatkan sejumlah keuntungan, seperti bisa mengedit tweet, mengunggah video dalam 1080 piksel, dan mode pembaca dan masih banyak lagi.

Lebih dari pada keuntungan tersebut, dengan berlangganan Twitter Blue pengguna bisa mendapatkan tanda verifikasi, dan brand sebagai akun bisnis bisa mendapatkan centang emas.

Penanda verifikasi tersebut dapat mencegah orang lain meniru akun Twitter dari brand resmi.

Baca Juga: Tak Cuma Biru, Twitter Akan Tambah Centang Verifikasi Abu-abu dan Emas

Namun saat ini lebih dari separuh brand tidak melihatn manfaat dari berlangganan Twitter Blue hanya untuk mendapatkan penanda verifikasi.

Dalam survei tersebut menyebutkan, bahwa brand lebih bersedia membayar untuk peluang promosi, penargetan pengguna, serta keamanan yang lebih baik dari Twitter dibandingkan hanya mendapatkan verifikasi.

Meski begitu, brand-brand juga tidak bisa menampik bahwa kehilangan tanda verifikasi di Twitter juga akan berpengaruh secara siginifikan baginya.

Baca Juga: Elon Musk Rencanakan Pengguna Bisa Nge-Tweet Hingga 4000 karakter

Namun dilain sisi, para pengiklan juga meragukan kebijakan-kebijakan yang akana diambil Elon Musk di Twitter.

Hal tersebut berkaitan dengan upaya Elon Musk untuk memungkinkan lebih banyak kebebasan berbicara di Twitter.

Kebebasan berbicara tersebutlah yang di khawatirkan oleh para pengiklan, sehingga perlu mempertimbangkan lebih jauh untuk berlangganan Twitter Blue.

Dua dari tiga pengiklan di Twitter mengatakan bahwa beriklan di Twitter kini beresiko bagi brand-nya.

Untuk itu seperempat responden mengatakan akan mengurangi pengeluaran iklan di Twitter dan 31% brand lainnya hendak melihat situasi terlebih dahulu sebelum menangguhkan iklannya saat ini.

Kemudian para brand akan beralih ke platform media sosial lainnya seperti Instagram, Facebook dan TikTok jika Twitter tutup dan hal ini diungkapkan oleh tiga dari 4 responden pada survei.

Editor : Wahyu Subyanto

Sumber : Social Media Today

Baca Lainnya