Balada Twitter India, 90 Persen Pegawainya Kena PHK Padahal Cuitannya Paling Ramai

Senin, 07 November 2022 | 22:16
The Guardian

Ilustrasi Elon Musk dan logo Twitter

Nextren.com - Ulah Elon Musk melakukan PHK besar-besaran setelah masuk Twitter menjadi perbincangan panas netizen.

Bahkan di India, PHK dilakukan kepada lebih dari 90% pekerjanya di India, sehingga staf teknik dan tim produk Twitter berkurang banyak.

Sebelum Elon Musk menguasai Twitter, ada lebih dari 200 orang di India, seperti dilansir Bloomberg pada Senin (7/11).

Nah setelah 90 persen pegawai Twitter India kena PHK, maka kini hanya tersisa 12 pekerja saja.

Baca Juga: Tombol Edit Twitter Akan Segera Tersedia Gratis Untuk Semua Pengguna

Padahal selama ini India telah menjadi mesin pertumbuhan utama bagi perusahaan internet global, seperti Twitter, Meta, dan Google.

Hal itu karena begitu besarnya potensi pengguna online barunya di India.

Apalagi, India adalah negara dengan penduduk terpadat nomor kedua di dunia, setelah China.

Dengan pegawai minim, Twitter juga harus menghadapi peraturan konten yang semakin ketat untuk mengekang perusahaan teknologi besar di negara India.

Sekitar 70 persen pegawai Twitter India yang kena PHK, adalah tim produk dan teknik yang bekerja dengan penugasan global.

Tak hanya jumlah pegawai yang dihabisi, ternyata posisi pekerja di seluruh fungsi juga dikurangi, termasuk pemasaran, kebijakan publik, dan komunikasi perusahaan.

Secara global, Twitter telah mengurangi jumlah karyawannya sekitar 50 persen dari pegawainya atau sekitar 3.700 pekerja.

Selama ini India menjadi salah satu negara dengan percakapan politik paling ramai di Twitter.

Baca Juga: Twitter Bakal Terapkan DM Berbayar, Asyiknya Bisa Chat Langsung Selebriti Loh!

Penyebabnya para politisi di India secara terus menerus saling menuduh dan menyebarkan informasi hoaks.

Begitu populernya Twitetr di India, terlihat dari Perdana Menteri India Narendra Modi yang punya lebih dari 84 juta follower di Twitter.

Sesuai keinginan Elon Musk yang ingin meredam perpecahan dan pertikaian, tentu menarik untuk melihat seperti apa upaya Twitter untuk memoderasi wacana percakapan politik yang panas dengan minimnya pegawai yang tinggal 10 persen saja.

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya