Nextren.com -Elon Musk nampaknya akan segera melakukan perubahan besar-besaran setelah resmi menjadi bos baru Twitter.
Laporan terbaru The New York Times mengungkapkan, Elon Musk segera melakukan PHK massal karyawan Twitter mulai 1 November mendatang.
Langkah PHK massal ini kabarnya ditempuh untuk menghindarkan kewajiban perusahaan untuk membayar hibah saham karyawan.
Baca Juga: Elon Musk Ke Kantor Twitter Bawa Wastafel, Akuisisi Berhasil?
Menurut laporan The New York Times, perintah untuk melakukan PHK massal diberikan Elon Musk pada hari Sabtu (29/10).
Sayangnya, tak ada keterangan pasti berapa jumlah karyawan yang terpengaruh PHK massal.
Narasumber laporan hanya menyebutkan bahwa beberapa departemen akan terpengaruh lebih banyak dari departeman yang lain.
Kabar PHK massal Twitter ini bukanlah yang pertama muncul.
Laporan sebelumnya menunjukan bahwa Elon Musk ingin mengurangi hingga 75% tenaga kerja Twitter.
Dilansir dari The Verge, Twitter saat ini memiliki sekitar 7.500 karyawan.
Laporan tersebut mengungkapkan beberapa menajer telah diminta untuk membuat daftar karyawan yang harus dilepas.
Baca Juga: Link dan Cara Main Projectkio yang Viral di Twitter, Cari Tahu Karaktermu di Sini!
PHK massal dapat dilaksanakan sebelum 1 November 2022 di mana karyawan seharusnya menerima hibah saham mereka.
Menurut New York Times, Elon Musk mengkin tidak perlu membayar hibah ini jika dia memberhentikan karyawan sebelum tanggal 1 November 2022.
Sementara itu, Twitter sendiri masih belum memberikan tanggapan terkait isu PHK massal ini.
Elon Musk yang biasanya aktif di akun Twitter pribadinya juga masih bungkam terkait rumor PHK massal ini.
Baca Juga: Hate Speech Meningkat Pesat setelah Elon Musk Resmi Jadi Bos Twitter
Perubahan Besar Twitter
Perubahan besar atas naiknya Elon Musk sebagai pemilik Twitter terjadi tak hanya di internal perusahaan, tapi juga di ekosistem sosial media Twitter.
The Washington Postmelaporkan bahwa konten hate speech meningkat pesat pada 28 Oktober, beberapa jam setelah akuisisi Twitter oleh elon Musk.
Network Contagion Research Institute (NCRI) mengatakan bahwa mereka telah menemukan peningkatan tajam untuk penggunaann-wordyang merujuk pada ujaran rasial terhadap masyarakat kulit hitam.
NCRI sendiri merupakan sebuah organisasi non-profit yang berfokus meneliti disinformasi di platform sosial media.
"Bukti menunjukan bahwa aktor jahat mencoba menguji batasan di Twitter," ujar NCRI.
"Beberapa postingan di 4chan mendorong pengguna untuk memperkuat cercaan dan penghinaan," lanjutnya.
Dalam tweetnya, NCRI menyebutkan bahwa penggunaan n-word meningkat 500% dalam 12 jam setelah Elon Musk didaulat sebagai pemilik Twitter.
NCRI dan The Washington Post menyebutkan bahwa platform ujaran kebencian seperti 4Chan dan TheDonald mendorong satu sama lain untuk menyebar ujaran kebencian.
Sayangnya, masih belum jelas jenis kampanye apa yang mereka gunakan dan seberapa luas upaya tersebut.
Sementara itu, Twitter masih belum memberi komentar apa pun terkait peningkatan hate speech semenjak Elon Musk menjadi bos baru.
(*)