Nextren.com - Huawei dikabarkan akan kembali meluncurkan smartphone dengan jaringan 5G secepatnya pada awal tahun depan. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk kembali maraih pangsa pasar yang sempat hilang karena sanksi yang diberikan Amerika Serikat (AS) kepada mereka. Berdasarkan lapoaran dari Financial Times, Huawei akan mengakali sanksi dari AS dengan tidak lagi menggunakan teknologi chipset terdepan. (6/10/2022) Huawei nantinya akan menggunakan teknologi chipset yang tidak begitu maju buatan perusahaan China yang bisa tersambung dengan jaringan 5G. Walaupun begitu, cara ini kemungkinan besar akan mempengaruhi pengalaman pemakaian pengguna terhadap perangkat Huawei.
Baca Juga: Kolaborasi XL Axiata – Huawei Terapkan Teknologi FDD Smart 8T8R untuk Perbesar Kapasitas JaringanHuawei memakai chipset Kirin yang didesain oleh HiSilicon dan diproduksi opeh TSMC (Taiwan Semiconductor Manufacturing Co) sebelum dikenakan sanksi oleh AS. Seorang narasumber yang tahu rencana Huawei mengatakan bahwa perusahaan tidak bisa menuggu terlalu lama dan "harus membawa smartphone 5G ke pasaran secepatnya"."Huawei telah kehilangan posisinya di pasar smartphone global karena sanksi Amerika beberapa tahun lalu. Bahkan sekarang pasar domestik juga mulai berkurang." Ucapnya. Sebelumnya Huawei telah mengakali hal ini dengan produk casing smartphone yang bisa menangkap sinyal 5G. Perusahaan yang mengembangkan teknologi casing ini bernama Soyea Technology dengan menanam modul eSIM dengan kartu yang mendukung sinyal 5G.
Baca Juga: Huawei Mate 50 Pro Resmi Diluncurkan Secara Global, Tak Gentar Sanksi!Pada peluncuran Huawei Mate P50 Series, perusahaan China Telecom mulai menjual smartphone seri ini depaket dengan casing besutan Soyea tersebut. Seorang analis yang berbasis di Shanghai mengatakan bahwa Huawei sedang berusaha menjaga keloyalan pelanggan mereka saat kondisi pasar sedang lesu. Analis IDC, Will Wong melihat upaya Huawei untuk mengatasi sanksi dan mengembalikan nama mereka di pasar smarphone adalah masalah nasional karena berkaitan dengan swasembada teknologi. "Rencana swsembada teknologi China dapat menjadi pendorong potensial untuk membantu Huawei bergabung dalam kompetisi 5G," ucap Wong. Namun kemungkinan besar hal ini akan tetap menjadi sulit bagi Huawei karena selama masih ada sanksi AS, mereka akan tetap kesulitan mendapatkan akses 5G. Jelas hal ini membuat huawei kesulitan untuk bersaing dengan Apple maupun samsung sebagai kompetitornya.
Baca Juga: Harga dan Spesifikasi Huawei Watch D di Indonesia, Diklaim Setara Alat MedisKelompok Bisnis Konsumen Huawei, Richard Yu mengakui bahwa perusahaannya kini menjadi satu satunya yanng masih menjual smartphone terbaru dengan teknologi 4G di era 5G. Langkah ini tentunya membuat Huawei akan menggenjot produksi smarphone 5G lebih banyak mulai tahun depan. (*)