Belasan Pejabat Senior Indonesia Jadi Target Software Mata-mata Israel Tercanggih: Termasuk Airlangga Hartarto, Diplomat dan Militer

Jumat, 30 September 2022 | 16:33
Tech - ThaiVIsa

Ilustrasi Hacker

Nextren.com - Baru saja kasus kebocoran data Bjorka mulai mereda, muncul kembali kabar upaya pembobolan informasi terhadap para pejabat di Indonesia.

Puluhan pejabat senior pemerintah dan militer Indonesia pada tahun lalu menjadi sasaran perangkat lunak mata-mata yang dirancang perusahaan pengawasan Israel.

Hal ini diungkap oleh sembilan orang yang mengetahui masalah tersebut.

Seperti dilansir dari laporan ekslusif Reuters, enam dari orang tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa mereka sendiri yang menjadi sasaran.

Baca Juga: Ngeri! Cukup Tahu Nomor, Dalam 5 Menit Seluruh Isi Hape Terlihat Pakai Spyware Israel Ini

Target tersebut antara lain Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto, personel senior militer, dua diplomat regional, dan penasihat di Kementerian Pertahanan dan Luar Negeri Indonesia.

Enam pejabat dan penasihat Indonesia yang menjadi target mengatakan kepada Reuters bahwa mereka menerima pesan email dari Apple Inc pada November 2021.

Isi email memberi tahu mereka bahwa Apple yakin para pejabat sedang "ditargetkan oleh penyerang yang disponsori negara."

Apple belum mengungkapkan identitas atau jumlah pengguna yang ditargetkan. Perusahaan masih menolak berkomentar.

Apple dan peneliti keamanan mengatakan, bahwa penerima ditargetkan menggunakan ForcedEntry, sebuah perangkat lunak canggih yang telah digunakan vendor pengawasan siber Israel NSO Group.

Tujuannya untuk membantu agen mata-mata asing dari jarak jauh dan tanpa terlihat mengendalikan iPhone.

Perusahaan cyber Israel lainnya, QuaDream, telah mengembangkan alat peretasan yang hampir identik.

Reuters tidak dapat menentukan siapa yang membuat atau menggunakan spyware untuk menargetkan pejabat Indonesia, dan apakah upaya itu berhasil

Lalu jika upaya peretasan demikian terjadi, apa yang mungkin diperoleh para peretas sebagai hasilnya.

Menurut pakar keamanan siber, upaya untuk menargetkan pejabat Indonesia - yang belum pernah dilaporkan sebelumnya - adalah salah satu kasus terbesar yang pernah dilihat dari software terhadap personel pemerintah, militer dan kementerian pertahanan.

Juru bicara pemerintah Indonesia, militer Indonesia, Kementerian Pertahanan Indonesia dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) tidak menanggapi permintaan komentar dan pertanyaan melalui email.

Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri mengatakan mereka tidak mengetahui kasus tersebut dan merujuk Reuters ke BSSN.

Baca Juga: Presiden Jokowi Diminta Tak Pakai WhatsApp, Bisa Disadap Spyware Pegasus

Airlangga Hartarto, menteri utama Presiden Indonesia Joko Widodo, tidak menanggapi pertanyaan yang dikirim kepadanya oleh Reuters, begitu pula perwakilannya.

Penggunaan ForcedEntry, yang mengeksploitasi kelemahan pada iPhone melalui teknik peretasan baru yang tidak memerlukan interaksi pengguna, dipublikasikan oleh pengawas keamanan siber Citizen Lab pada September 2021.

Peneliti keamanan Google menggambarkannya sebagai serangan peretasan "paling canggih secara teknis" yang mereka miliki pernah dilihat, dalam posting blog perusahaan bulan Desember 2021.

Apple menambal kerentanan pada September tahun lalu dan pada November mulai mengirim pesan pemberitahuan ke "sejumlah kecil pengguna yang mungkin telah ditargetkan."

Menanggapi pertanyaan Reuters, seorang juru bicara NSO membantah perangkat lunak perusahaan terlibat dalam penargetan pejabat Indonesia.

Mereka menyebutnya sebagai hal yang "tidak mungkin terjadi secara kontrak dan teknologi," tanpa menyebutkan alasannya.

Perusahaan pembuat sofware Pegasus itu tidak mengungkapkan identitas pelanggannya, dan mengatakan hanya menjual produknya kepada entitas pemerintah yang "diperiksa dan sah".

QuaDream juga tidak menanggapi permintaan komentar.

Baca Juga: Spyware Canggih dari Israel Yang Berbahaya Telah Menyebar ke 45 Negara, Sampai Indonesia?

Kompasiana
Kompasiana

Ilustrasi Spyware Pegasus

Menurut dua orang yang mengetahui masalah tersebut, selain enam pejabat dan penasihat yang mengatakan bahwa mereka menjadi sasaran, ada seorang direktur di BUMN Indonesia penyedia senjata untuk tentara Indonesia, mendapat pesan yang sama dari Apple.

Orang-orang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena sensitifitas masalah ini. Sedangkan Direktur perusahaan tidak menanggapi permintaan komentar.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Media Asing: Belasan Pejabat Senior Indonesia Jadi Target Software Mata-mata Israel, termasuk Airlangga Hartarto"Penulis : Tito Hilmawan Reditya

Tag

Editor : Wahyu Subyanto