Jalur Pipa Rusia ke China Segera Gantikan Jalur Gas Nord Stream 2 ke Eropa yang Terhenti

Jumat, 16 September 2022 | 21:38
rferl

Jaringan pipa gas Nord Stream 2 antara Rusia ke Jerman sepanjang 1200 KM melewati lautan

Nextren.com - Jalur pipa gas Rusia ke Jerman dan Eropa makin menurun kapasitasnya dan terbengkalai di tengah konflik Ukraina, dengan berbagai alasan yang dimunculkan pihak Rusia maupun Eropa.Maka Rusia bergerak cepat mengalihkan pasokan gas ke negara lain yang masih mau menerimanya, di tengah kepungan sanksi yang dikenakan terhadap Rusia.Menurut Menteri Energi Rusia Alexander Novak pada Kamis (15/9), kini jalur pipa gas Rusia ke China akan menggantikan jalur pipa gas Nord Stream 2 ke Eropa, yang sejak lama didukung Jerman namun kurang didukung oleh AS. Kini jalur pipa gas Nord Stream 2 telah dibatalkan oleh Barat, sejak serangan Rusia di Ukraina yang dimulai pada akhir Februari lalu.

Baca Juga: China Bantu Rusia Menangkan Perang Energi, Bayar Gas Rusia Pakai Yuan Ruble!Dalam wawancara di saluran televisi Rusia Rossiya-1, Novak menyatakan bahwa Rusia akan mengganti European Nord Stream 2 dengan jalur pipa gas Asian Force Siberia 2.Sebelumnya, Novak mengatakan bahwa Rusia dan China akan segera menandatangani perjanjian pengiriman "50 miliar meter kubik gas" per tahun, lewat pipa Force 2 di masa depan ke Siberia. Volume gas tersebut hampir menggantikan kapasitas maksimum Nord Stream 1 yang telah ditutup sejak 2 September, sebesar total 55 miliar meter kubik Sepertiga pasokan gas Rusia ke Uni Eropa selama ini melewati jalur pipa strategis Nord Stream 2, yang menghubungkan Rusia dengan Jerman. Kini jalur pipa gas Force Siberia 2 akan mendorong pertumbuhan ekonomi China yang boros energi, sebagian akan melalui Mongolia. Konstruksi akan dimulai 2024.Menurut Novak, ekspor gas Rusia ke UE "akan turun sekitar 50 miliar meter kubik" pada 2022, dan proyek ini akan menggantikan proyek pipa gas Nord Stream 2.Menteri Rusia juga mengatakan bahwa Gazprom, operator pipa gas Force of Siberia 1 yang telah menghubungkan ladang Chaiandina ke timur laut China sejak akhir 2019, akan "menambah pengirimannya" hingga mencapai 20 miliar meter kubik gas setiap tahun. Jalur pipa gas baru ini menghubungkan ladang Kovytka, dekat Danau Baikal, ke jalur pipa pada awal 2023, dan akan membantu mencapai peningkatan volume gas tersebut.

Baca Juga: Jerman Terancam Dingin dan Gelap: Gas Rusia Dipangkas, Kapal Batu Bara Sulit LewatNanti pada tahun 2025, saat mencapai kapasitas maksimumnya, pipa tersebut akan mampu menghasilkan 61 miliar meter kubik gas per tahun. Angka itu lebih banyak daripada jalur Nord Stream 1, di mana 38 miliar meter kubik akan disalurkan ke China berdasarkan kontrak 2014, yang ditandatangani antara Gazprom dan mitranya dari China, CNPC. Kedua belah pihak juga menandatangani perjanjian untuk membangun rute transit baru dari Vladivostok di timur jauh Rusia ke Cina utara, untuk menambahkan 10 miliar meter kubik gas.

Tag

Editor : Wahyu Subyanto