Nextren.com- Badan Intelijen Negara (BIN) diduga mengalami kebocoran data yang dilakukan oleh orang tak bertanggung jawab.
Kabar tersebut pertama kali viral di Twitter dan mensinyalir bahwa sistem Badan Intelijen Negara (BIN) telah berhasil diretas.
Melalui cuitan akun @v**ya**ani**an, diperlihatkan tangkapan layar yang diduga sebagai penawaran terhadap data base milik Badan Intelijen Negara (BIN).
Dari halaman situs tersebut dapat dilihat bahwa data yang diklaim sebagai milik Badan Intelijen Negara tersebut itu ditawarkan oleh akun Strovian.
Secara rinci dijelaskan bahwa ada sekitar 180 file tentang nama anggota BIN beserta jabatan-jabatannya.
Tidak hanya itu, data mengenai strategi Badan Intelijen Negara pun dikatakan telah berhasil dikantongi oleh orang tidak dikenal tersebut.
Bahkan akun dengan nama Strovian itu juga menawarkan data base yang diklaim milik BIN sejak bulan April 2022 lalu.
Lantas bagaimana tanggapan Bada Intelijen Negara terhadap dugaan kasus kebocoran data itu?
BIN Bantah Terjadi Kebocoran Data
Dilansir dari Kompas, Senin (22/8), Juru Bicara Badan Intelijen Negara, Wawan Hari Purwanto membantah adanya kebocoran yang terjadi pada lembaga pemerintah tersebut.
Baca Juga: Gawat! Database Badan Intelijen Negara Diduga Berhasil Dicuri dan Dijual Hacker
Baca Juga: UPI Diduga Jadi Korban Pencurian Data, 4 Ribu Slip Gaji dan Foto Dijual Hacker
Dalam keterangannya, Wawan menolak dan tidak membenarkan tudingan kebocoran data seperti yang sedang ramai di media sosial.
"Data situs BIN sejauh ini aman-aman saja, tidak ada kebocoran," ungkap Wawan, dikutip dari Kompas.
Ia juga menuturkan bahwa data-data agen, lokasi, proyek, strategi, dan lainnya masih tetap aman.
Wawan menyatakan kalau seluruh data yang dimiliki oleh BIN telah terenkripsi.
Lalu untuk data nama agen, BIN mengaku menggunakan nama samaran untuk semua anggotanya.
"Data diri maupun agen bukan nama yang sesungguhnya," jelas Wawan.
Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa kabar mengenai kebocoran data Badan Intelijen Negara adalah berita bohong.
"Berita kebocoran data BIN adalah hoax," tegas Wawan.
(*)