Elon Musk Tantang CEO Twitter Debat Terbuka Soal Akun Bot dan Fake

Minggu, 07 Agustus 2022 | 14:00
Mobilesyrup

Ilustrasi Elon Musk tantang CEO Twitter untuk debat terbuka terkait akun bot

Nextren.com - Drama Elon Musk vs Twitter terus berlanjut setelah orang terkaya di dunia ini memutuskan pembatalan pembelian Twitter.

Akhir pekan ini, Elon Musk menantang CEO Twitter Parag Agrawal untuk debat terbuka terkait akun bot dan palsu (fake) di platform Twitter.

Elon Musk menantang debat terbuka dengan CEO Twitter karena mereka memiliki data yang berbeda terkait persentase akun bot danfakediplatform Twitter.

Twitter mengklaim bahwa pengguna harian akun bot dan akun palsu Twitter hanya sebesar 5% dari total jumlah pengguna.

Di lain sisi, Elon Musk mengklaim bahwa Twitter memiliki total pengguna harian bot dan fake lebih dari 10%.

Elon Musk dan timnya dalam dokumen hukum enyebutkan bahwa 10% dari total pengguna aktif harian Twitter yang melihat iklan adalah akun palsu.

Baca Juga: Elon Musk Gugat Balik Twitter Setelah Batalkan Pembelian, Detail Tuntutan Masih Rahasia

Gugatan Twitter dan Elon Musk

Tantangan debat publik terkait akun bot Twitter ini membuat konflik Twitter vs Elon Musk makin panas.

Sebelumnya, Elon Musk tercatat menggugat Twitterdengan tuduhan bahwa Twitter melanggar perjanjian karena keliru mengartikan jumlah akun spam di platformnya.

"Selama hampir 2 bulan, Musk telah meminta data dan informasi yang diperlukan untuk membuat penilaian independen terhadap prevalensi akun palsu atau spam di platform Twitter," ujar kuasa hukum Elon Musk.

"Namun, Twitter gagal untuk memberikan informasi ini," sambungnya.

Pasca kegagalan Twitter memberikan data akun spam dan bot, Elon Musk memutuskan untuk membatalkan akuisisi.

Keputusan sepihak Elon Musk menimbulkan kecaman dari ketua dewan Twitter, Bret Taylor.

Beberapa hari setelah pembatalan pembelian, Twitter melayangkan tuntutan pertanggungjawaban atas pengingkaran perjanjian akuisisi.

"Twitter elakukan tindakan ini untuk mencegah Musk dari pelanggaran lebih lanjut, untuk memaksa Musk memenuhi kewajiban hukumnya, dan untuk memaksa penyelesaian merger setelah memenuhi beberapa kondisi yang belu terselesaikan," ujar Twitter dalam gugatannya.

Baca Juga: Duh! Hacker Jual 5,4 Juta Data Pengguna Twitter di Forum Deep Web

Elon Musk dan Bot Twitter

Elon Musk telah mempermasalahkan keberadaan akun bot, akun fake, dan akun spam Twitter sejak pertengahan bulan Mei 2022.

Saat itu, Elon Musk memutuskan penundaan pembelian Twitter hingga ia mendapat data valid terkait jumlah akun bot Twitter.

Keputusan Elon Musk untuk menunda pembelian Twitter dipertanyakan oleh banyak pihak.

Banyak pihak yang mempertanyakan kenapa Elon Musk mempermasalahkan akun palsu dan spammer padahal ia telah berkomitmen untuk membasminya jika pembelian Twitter berhasil.

Elon Musk sendiri mengatakan pada awal bulan April mengatakan bahwa ia akan membuat platform Twitter lebih baik dari sebelumnya dengan membasmi akun bot dan spammer serta mengotentikasi bahwa semua pengguna Twitter adalah manusia asli.

Tag

Editor : Wahyu Subyanto