TikTok Digugat! Dua Gadis Meninggal Akibat Blackout Challenge

Selasa, 05 Juli 2022 | 11:00
Flickr/Solen F.

Ilustrasi TikTok

Nextren.com - Challenge di TikTok memang bukan sebuah hal asing dan baru bagi para penggunanya.

Namun kali ini ada sebuah kabar mengenaskan yang menyatakan kalau ada dua gadis meninggal akibat Blackout Challenge.

Peristiwa itu menimpa Lalani Erika Walton (8 tahun) dan Arriani Jaileen Arroyo (9 tahun).

Dugaan kematian Lalani dan Arriani akibat Blackout Challenge yang viral di TikTok adalah dari kesamaan yang terjadi pada keduanya.

Dilansir dari LosAngelesTimes, Senin (4/7), Lalani ditemukan tewas dengan posisi tali mengikat lehernya dan menggantung di atas tempat tidurnya.

Sedangkan yang terjadi pada Arriani adalah ia dikatakan menggantung diri menggunakan tali anjing.

Arriani ditemukan oleh adik ayahnya di ruang bawah tanah dengan kondisi tidak bergerak.

Dengan adanya kasus dua gadis meninggal tersebut, TikTok pun digugat.

Baca Juga: Karyawan TikTok di China Bisa Intip Data Pengguna di AS, Begini Sikap Perusahaan

Baca Juga: Duh! TIkTok Terancam Diblokir dari App Store dan Play Store, Ini Penyebabnya

Algoritma TikTok Dituding Jadi Penyebab

Perusahaan asal Tiongkok itu dikatakan telah menyajikan algoritma yang mendorong para penggunanya untuk melakukan tantangan yang mematikan.

Menurut keterangan pusat pengaduan hukum, yang dilansir dari LosAngelesTimes, aplikasi TikTok yang ada di smartphone milik Lalani telah memunculkan video Blackout Challenge.

Pihak kepolisian yang mengambil ponsel dan tablet milik Lalani pun menginformasikan ke pada ibu tirinya bahwa Lalani telah menonton video Blackout Challenge secara berulang-ulang.

"Produk TikTok dan algoritmenya mengarahkan tantangan dan video yang sangat berbahaya dan tidak dapat diterima," tulis gugatan hukum yang diajukan di Pengadilan Tinggi Los Angeles County.

"Mendorongnya untuk terlibat dan berpartisipasi dalam TikTok Blackout Challenge," tambahnya.

Apa itu Blackout Challenge yang Viral di TikTok?

Menurut beberapa sumber, Blackout Challenge sendiri sebenarnya sudah ada sejak tahun 2008 silam.

Blackout Challenge pun juga dikenal sebagai tantangan pingsan atau tantangan tersedak.

Baca Juga: Demi Masa Depan Twitter, Elon Musk Ingin Tiru TikTok dan WeChat untuk Raih Miliaran Pengguna

Blackout Challenge mendorong para pelakunya untuk mengurangi kadar oksigen yang ada di dalam otak dengan cara menahan napas.

Kebanyakan orang untuk ikut Blackout Challenge ini pun karena adanya alasan yang menyebut kalau setelah melakukan tantangan tersebut, akan ada perasaan bahagia yang muncul.

Alih-alih bahagia, Blackout Challenge justru lebih mendekatkan para pelakunya ke ancaman kematian.

"Apa yang sebenarnya terjadi di otak (saat Blackout Challenge) ada kekurangan oksigen seperti ketika seseorang tenggalam, tersedak, atau mengalami serangan jantung," ungkap Dr Nick Flynn, pada Pemeriksa Irlandia, dikutip dari Kompas, Senin (4/7).

"Jika Anda memiliki oksigen rendah ke otak selama lebih dari tiga menit, Anda bisa mendapatkan kerusakan otak dan jika Anda memiliki oksigen rendah ke otak selama lebih dari lima menit, itu bisa mengakibatkan kematian," lanjutnya.

(*)

Tag

Editor : Wahyu Subyanto