Jasad Eril Tetap Utuh Setelah 14 Hari, Dokter Forensik Universitas Indonesia Jelaskan Proses Pembusukan Jenazah

Senin, 13 Juni 2022 | 14:20
Kompas.com/Krisna Dianta Akassa

salah satu pintu air di Sungai Aare Swiss diduga tempat jenazah putra Ridwan Kamil ditemukan.

Nextren.com - Penyebab jasad Eril, Putra Ridwan Kamil, masih tetap utuh dan tidak berbau busuk, masih menjadi bahan pertanyaan dan perbincangan warganet. Apa sebenarnya yang terjadi? Penjelasan dari pakar forensik Universitas Indonesia berikut ini mungkin bisa menuntaskan pertanyaan warganet.Jasad Emmeril Kahn Mumtadz atau yang akrab disapa Eril telah ditemukan di Bendungan Engehalde di Sungai Aare, Kota Bern, Swiss pada Rabu, (8/6/2022) lalu. Jasad putra sulung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil itu ditemukan dalam keadaan utuh, setelah 14 hari masa pencarian di sekitar Sungai Aare. Melalui cuitan Ridwan Kamil di Twitter, ia menyampaikan bahwa jasad Eril ditemukan utuh setelah dua minggu tenggelam di Sungai Aare.

Baca Juga: Begini Cara Pesawat Bawa Jenazah Jarak Jauh Seperti Almarhum Eril, Prosedurnya Ketat"Sungai Aare yang sedingin kulkas dan minim fauna, membuat jasadnya terjaga setengah membeku, sehingga tetap utuh lengkap walau berada di dasar sungai selama 14 hari," katanya pada Jumat, 10 Juni 2022. Kabar ini tentu menggembirakan bagi banyak orang yang mendoakannya namun juga mengherankan. Banyak yang tidak menyangka jika tubuh Eril tetap utuh meskipun sudah dua pekan berada di sungai. Penjelasan ahli forensik terkait jasad Eril yang masih utuh

Pada korban kecelakaan di perairan, termasuk tenggelam, bukan tidak mungkin jasadnya ditemukan masih dalam keadaan utuh. Faktor alam di Sungai Aare yang menjadi tempat Eril tenggelam itu merupakan hal yang memengaruhi. Kepala Departemen Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr Ade Firmansyah menjelaskan secara ringkas proses pembusukan pada jasad yang tenggelam. Dia menjelaskan bahwa semua jenazah akan membusuk akibat bakteri dan penguraian sel-sel mati di dalam tubuh. Kedua faktor itu bisa dipercepat prosesnya atau diperlambat yang dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya tempat penyimpanan jenazah. Jenazah di ruang terbuka akan membusuk dalam satu hari, ditandai perut kiri bawah yang berubah warna menjadi hijau.

Baca Juga: Pacar Almarhum Eril, Nabila Ishma Bukan Perempuan Biasa, Ini Deretan Prestasi dan AktivitasnyaAdapula jenazah yang di dalam tanah atau terkubur, proses pembusukannya delapan kali lebih lambat dari di ruang terbuka. Artinya, secara umum jenazah bisa bertahan lebih dari satu minggu. Sementara pada jasad di dalam air, pembusukannya akan dua kali lebih lambat daripada di ruang terbuka, atau bisa bertahan selama 2x24 jam. "Suhunya juga mungkin lebih rendah dan di bawah suhu optimal. Juga faktor-faktor lain, faktor mineral yang terkandung di dalam air, itu bisa membantunya timbul saponifikasi (proses jenazah tidak busuk)," Berdasarkan pernyataan Ridwan Kamil, air di dasar Sungai Aare sedingin kulkas yang jika diperkirakan suhunya mencapai sekitar empat derajat celcius. Ade menjelaskan, di suhu dingin tersebut, jasad manusia bisa bertahan selama satu bulan tanpa proses pembusukan. Kemudian bersihnya Sungai Aare dari sampah kayu juga dikatakan berkontribusi dalam mencegah jasad Eril dari luka yang dapat mempercepat pembusukan. Sehingga dapat disimpulkan kalau faktor air, suhu dan kebersihan dari sungai yang ditetapkan sebagai warisan tak benda oleh UNESCO itu telah menjaga jasad Eril tetap utuh sampai ditemukan oleh Geraldine Beldi, seorang guru SD di Swiss.Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Suhu Rendah Sungai Aare Menjaga Jasad Eril Utuh, Ini Penjelasan Ahli"Penulis : Dinno Baskoro

Tag

Editor : Wahyu Subyanto