Nextren.com - Perekonomian Indonesia banyak dipengaruhi oleh kondisi Usaha Kecil Menengah (UKM), yang menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM saat ini mencapai 64,19 juta.
Kontribusi UKM terhadap PDB Indonesia juga tinggi yaitu sebesar 61,97% atau senilai 8.573,89 triliun rupiah.
Kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia itu meliputi kemampuan menyerap 97% dari total tenaga kerja yang ada serta dapat menghimpun sampai 60,4% dari total investasi.
Perkembangan bisnis UKM di Indonesia tersebut sangat memberikan daya tahan ekonomi masyarakat.
Apalagi berbagai pihak terus berupaya mendukung perkembangan UKM ini agar kinerjanya makin positif.
Baca Juga: Cara Jualan dan Belanja di TikTok, Yuk Manfaatkan Keramaian Miliaran Penggunanya!
Seperti yang dilakukan oleh Tjetak sebagai pelopor bisnis B2B platform manufaktur di Indonesia yang kini memperluas solusi bisnis untuk mendigitalisasi manufaktur UKM dari hulu ke hilir bagi pelanggan B2B hingga retail.
Tidak hanya berfokus pada industri kemasan, kini Tjetak menjangkau industri lain seperti elektrikal dan garmen.
Seiring dengan hal ini, Tjetak pun memperkenalkan nama barunya, Manuva, yang menggambarkan ‘manuver’ perusahaan untuk menciptakan ekosistem manufaktur digital di Indonesia.
Tjetak yang kini bernama Manuva, adalah platform rantai pasokan hulu-ke-hilir untuk manufaktur kecil-menengah, berupa platform penjualan untuk barang jadi, produk kustomisasi, sampai bahan baku.
Perjalanan bisnis selama ini membuat Manuva percaya bahwa manufaktur kecil dan menengah memiliki potensi pertumbuhan yang besar, terutama karena Indonesia saat ini sudah menjadi 10 besar negara manufaktur terbesar di dunia.
Manuva berfokus untuk berkolaborasi dengan perusahaan manufaktur skala kecil dan menengah yang umumnya masih belum mencapai utilisasi kapasitas yang maksimal (rata-rata baru ~60%).
"Kami membantu mereka untuk mengoptimalkan kapasitas yang dimiliki dengan memproduksi barang jadi untuk pasar retail, ataupun menerima pesanan produksi dari brand lain (maklon),” jelas Anggara Pranaspati, Co-Founder Manuva, ,dalam keterangannya kepada Nextren (23/05).
Ekosistem Manuva membantu proses jual-beli barang jadi, produk custom, serta bahan baku dengan menggunakan tiga produk utama, yaitu Manuva Retail, Manuva Procure, dan Manuva Supply.
Manuva Retail membuka jaringan distribusi agar basis pelanggan toko ritel Manuva bisa menjual produk jadi dari para mitra manufaktur di tokonya masing-masing.
Kini distribusi Manuva telah tersebar ke ribuan gerai ritel di 5 provinsi dan 48 kota/kabupaten.
Baca Juga: WIR Group dan Cakap Persiapkan Prototype Ruang Belajar di Metaverse
Manuva Procure adalah sistem e-procurement yang digunakan untuk mempertemukan pelaku bisnis dengan manufaktur untuk pengadaan barang custom.
Platform ini memudahkan para manufaktur agar dapat menjangkau pelanggan B2B di seluruh Indonesia dan menawarkan kredibilitas lebih untuk proses penawaran harga, produksi, dan kontrol kualitas akhir.
Sementara itu, Manuva Supply adalah platform bagi pelaku manufaktur untuk bisa menerima pesanan, mengatur produksi dan pembelian bahan baku.
Saat ini, Manuva telah memiliki lebih dari 250 pabrik manufaktur skala kecil dan menengah yang tersebar di 5 hub di Pulau Jawa.
Manuva ingin mendigitalisasi ekosistem manufaktur serta rantai pasok di Indonesia, sehingga mereka berfokus meningkatkan utilisasi kapasitas produksi lewat dua kanal penjualan untuk mitra manufakturnya, yaitu toko retail dan B2B.
Dukungan yang diberikan tidak hanya peningkatan penjualan, tapi juga efisiensi proses pembelian bahan baku mentah hingga akses kepada modal kerja dari LJK (Lembaga Jasa Keuangan) yang telah bekerjasama dengan Manuva.
Dibangun sejak tahun 2018, Ekosistem Manuva bisa memberikan akses dan transparansi dalam keseluruhan proses manufaktur, dimana semua stakeholder pada rantai pasokan bisa melakukan transaksi dan proses bisnis dengan lebih transparan, cepat, dan terstandarisasi kualitasnya.
Di sisi lain, Manuva juga disebut membawa dampak positif untuk mitra manufaktur, dimana mereka dapat meningkatkan utilisasi mesin produksi hingga 25% lebih tinggi.
Hal itu secara tidak langsung juga menjadikan harga jual produk menjadi lebih kompetitif.
Baca Juga: Internet Satelit Starlink Bakal Hadir di Indonesia Tahun Depan, Bisa Download 200 Mbps di Mana Saja
Di tahun 2022, Manuva telah berhasil membukukan pertumbuhan yang baik dengan margin kontribusi positif.
Potensi pertumbuhan bisnis manufaktur skala kecil dan menengah di Indonesia, membuat Manuva optimis untuk terus berinovasi untuk meningkatkan produktivitas ekosistem manufaktur digital. Pada tahun 2022 sendiri, Manuva merencanakan strategi ekspansi untuk memiliki saluran distribusi di seluruh pulau Jawa, Bali, Sumatera serta beberapa kota besar lainya di Indonesia.
"Yang kedua, kami akan fokus mengembangkan akuisisi manufaktur di vertikal baru, seperti manufaktur produk elektrikal dan garmen,” tutup Anggara.