Nextren.com -Rusia terus berupaya untukmenguasai kota-kota Ukraina dan menuntaskan invasinya.
Rusia menempuh berbagai cara agar kota-kota Ukraina berada dalam penguasaannya, baik dengan cara halus maupun perang terbuka.
Salah satu cara halus yang digunakan adalah dengan melakukan rayuan terhadap pemerintah lokal untuk mendukung invasi Rusia di Ukraina.
Baca Juga: Rusia Dituduh Telah Lakukan Serangan Siber Besar ke Ukraina, Dampaknya Sangat Terasa!
Baru-baru ini, pemerintah kota Kherson yang dibawah kendali Rusia berencana untuk meminta pencaplokan kepada Moskow.
Pemimpin kota tersebut menginginkan Rusia melanjutkan invasinya di kota Kherson dan mengunci kedudukan Rusia di Ukraina Selatan dan Ukraina Timur.
Dilansir dari The Guardian, panggilan pencaplokan dilakukan pada hari Rabu oleh Kirill Stremousov, wakil kepala administrasi militer Rusia yang ditempatkan di Kherson pada akhir April.
Rusia sendiri sempat menduduki Kherson pada bulan Maret 2022 dan berhasil merebut gedung dewan kota pada akhir April 2022.
"Kota Kherson adalah Rusia, tidak akan ada Republik Rakyat Kherson dan tidak akan ada referendum,"ujar Stremousov seperti dilansir The Guardian.
"Ini akan menjadi keputusan tunggal berdasarkan seruan kepemimpinan wilayah Kherson kepada presiden Federasi Rusia, dan akan ada permintaan akan menjadikan Kherson menjadi wilayah penuh Federasi Rusia," sambung Stremousov.
Stremousov sebelumnya mengatakan bahwa Kherson akan mulai menggunakan mata unag rubel.
Keputusan tersebut diambil sebagai langkah integrasi Kherson ke Rusia.
Permintaan Stremousov ini ditanggapi positif oleh Rusia yang berjanji untuk tak meninggalkan wilayah tersebut.
"Rusia di sini untuk tinggal selamanya. Seharusnya tak ada keraguan tentang itu. Tidak akan ada jalan kembali ke masa lalu," ujar Andrei Turchak sekretaris Jenderal partai Rusia Bersatu.
Baca Juga: Di Tengah Perang, Hanya Indonesia yang Mampu Datangkan Vladimir Putin dan Mengajaknya Bicara
Analis politik menyebutkan bahwa permintaan pencaplokan wilayah atau aneksasi tanpa referendum merupakan tipu muslihat yang kerap digunakan Rusia.
Analis mengungkapkan bahwa hal tersbut menunjukan kelemahan posisi Rusia di wilayah tersebut.
"Rusia tidak merasa stabil di wilayan yang diduduki, mereka bahkan tidak mampu melakukan referendum palsu seperti pada tahun 2014. Tak ada dukungan lokal sama sekali," ujar Zolkina.
Sementara itu, Penasihat Presiden Ukraina Mykhailo Podolyak bersumpah bahwa Ukraina tak akan melepaskan wilayah Kherson.
"Para penginvasi mungkin meminta untuk bergabung bahkan dengan Mars atau Jupiter. Tentara Ukraina akan membebaskan Kherson tak peduli permainan apa yang mereka mainkan dengan kata-kata," ujar Mykhailo Podolyak.
(*)