Nextren.com -Perang Rusia dan Ukraina semakin memburuk pada akhir pekan ini.
Korban jiwa dari pihak tentara Rusia dan Ukraina dikatakan telah mencapai lebih dari 1.000 orang.
Pada Sabtu (26/2), Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk mengklaimbahwa ada ribuan tentara Rusia yang meninggal di wilayah Ukraina.
Iryna pun turut meminta kepada Palang Merah Internasional (IRC) untuk melakukan repatriasi atau pemulangan kembali ribuan tentara Rusia yang tewas.
Baca Juga: Intip Kecanggihan Rudal Stinger Ukraina, Bikin Pesawat Rusia Ketar Ketir!
"Kami meminta Palang Merah Internasional untuk membantu kami merepatriasi mayat-mayat ke Rusia," ujar Iryna seperti dikutp dari Assiciated Press via Kompas TV.
"Ada ribuan mayat perang Rusia. Ini kebutuhan kemanusiaan dan kami meminta agar mayat para penyerang dapat meninggalkan wilayah Ukraina dan kembali ke Rusia," sambung Iryna.
Sayangnya, klaim dari Iryna Verechshuk ini masih belum bisa dipercaya sepenuhnya.
Pasalnya, belum ada konfirmasi dari pihak lain yang mendukung pernyataannya, baik dari pihak Rusia ataupun PBB.
Baca Juga: NATO Kerahkan Pasukan Respons Cepat ke Ukraina: Darat, Udara, Maritim dan Operasi Khusus
Nampaknya, pernyataan Iryna Vereshchuk tersebut didasarkan pada pernyataan Menteri Pertahanan Ukraina.
Dilansir dari Reuters, Menteri Pertahanan Rusia mengatakan bahwa lebih dari 1.000 tentara Rusia telah terbunuh di konflik Ukraina.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Ukraina mempunyai data yang berbeda terkait korban Perang Rusia Ukraina.
Menteri Kesehatan Ukraina melaporkan bahwa 198 orang dan 3 anak-anak berkewarganegaraan Ukraina telah terbunuh.
Menteri Kesehatan Ukrain melaporkan data tersebut pada hari Sabtu (25/2).
Baca Juga: NATO Kerahkan Pasukan Respons Cepat ke Ukraina: Darat, Udara, Maritim dan Operasi Khusus
Hingga saat ini, data tentang jumlah korban Perang Rusia dan Ukraina masih belum pasti.
Pihak Rusia sendiri masih belum membuka informasi apapun terkait jumlah korban di Perang Rusia-Ukraina.
Seperti biasa, Kremlin selalu menutup-nutupi data-data penting terkait aksi militernya di negara lainnya.
Tetap ikuti Nextren untuk perkembangan informasi berikutnya.
(*)