Nextren.com -Baru-baru ini,Gus Miftah menjadi bahan perbincangan netizen dan menjadi tren di media sosial (medsos).
Pasalnya, muncul sebuah video yang menampilkan pertunjukan wayang kulit di Pondok Pesantren Ora Aji milik Gus Miftah yang dianggap menyerang Ustadz Khalid Basalamah.
Dalam pertunjukan tersebut, dalang memainkan wayang yang berpenampilan mirip dengan Ustadz Khalid Basalamah.
Karakter wayang mirip Ustadz Khalid Basalamah menggunakan peci dan berjenggot.
Baca Juga: Video Klarifikasi Khalid Basalamah Tren di Medsos: Saya Tak Mengharamkan Wayang
Dalam sebuah adegan, karakter wayang mirip Ustadz Khalid Basalamah dipukul dan ditendang oleh wayang lainnya.
Hal tersebut dikarenakan karakter wayang mirip Ustadz Khalid Basalamah mengatakan bahwa wayang itu haram.
Video tersebut sontak membuat keributan di kalangan netizen Twitter, Instagram, hingga TikTok.
Baca Juga: Nabilah Ikutan Tren Lagu Fortune Cookie di TikTok, Pertanda Comeback?
Lalu, bagaimana tanggapan Gus Miftah terkait video yang beredar? Simak penjelasan di halaman berikutnya.
Setelah melihat video di atas, netizen menganggap bahwa Gus Miftah dan golongannya mempunyai sikap berlebihan dan intoleran.
"Adegan di atas mirip seperti kejadian di India hari ini, dimana sebagian orang di sana yang intoleran mempersekusi cara berpakaian muslim," ujar akun @ibaa***.
"Kalian sendiri yang sering sekali menggaungkan narasi toleransi tapi ketika saudara sesama muslimmu berbeda pendapat kenapa langsung merespon seperti ini?!" ujar akun @saif****.
"Yang begini emang palingan bisanya melabeli diri sendiri paling Pancasilais dan penjaga NKRI" ujar akun @UG****.
Baca Juga: Dorce Gamalama Wafat, Pesan Terakhirnya di Instagram Bikin Nyesek!
Tanggapan Gus Miftah
Gus Miftah mengatakan bahwa pentas wayang yang digelar pada Jumat (18/2) merupakan permintaan dari seniman.
"Yang pertama bahwa saya itu nanggap wayang dari 2021, artinya memang Ponpes Ora Aji itu rutin menggelar pentas wayang cuma berhenti karena persoalan pandemi, ujar Gus Miftah kepada wartawan.
"Jadi kalau dimaknai pentas wayang itu merupakan reaksi atau respons dari apa yang terjadi saat ini saya pikir kurang pas," sambung Gus Miftah.
"Pentas terakhir kemarin yang kita lakukan itu karena permintaan teman-teman seniman untuk bisa urun rembuk di pondok saya, yang kebetulan peduli dengan seni dan budaya," ujar Gus Miftah.
Gus Miftah juga mengatakan bahwa konten dalam pagelaran wayang di pondok pesantrennya merupakan wewenang sepenuhnya dari dalang.
"Soal konten, atau lakon, atau atraksi di dalam pertunjukan wayang, itu merupakan domain atau wilayahnya dalang itu sendiri," ujar Gus Miftah.
"Pertunjukannya seperti apa itu ya urusan dalang, bukan urusan saya. Saya tak bisa intervensi itu," ujar Gus Miftah.
"Jadi kalau saya yang buat, itu tanggung jawab saya penuh. Tetapi kalau soal atraksi dalam pentas itu domainnya dalang, bukan saya," pungkas Gus Miftah.
Sebagai informasi, dalang dalam pagelaran wayangPondok Pesantren Ora Aji bernama Warseno Slenk.
Warseno Slenk menjadi sosok dalang yang memperagakan adegan kekerasan di terhadap wayang berpenampilan mirip seperti ustadz Khalid Basalamah.
(*)