Nextren.com - Investasi online berkembang sangat pesat dipicu oleh pandemi Covid-19 di seluruh dunia.
Disebut investasi online karena semua prosesnya dilakukan lewat internet, baik lewat website atau aplikasi.
Sebelum era internet, investasi banyak dilakukan secara konvensional seperti rumah, tanah, barang koleksi hingga emas batangan.
Kini perkembangan teknologi mengubah cara kita berinvestasi yaitu dilakukan secara online, di mana saja dan di mana saja.
Bahkan dulu investasi saham hanya bisa dilakukan lewat sekuritas tertentu atau dengan bantuan broker.
Kini siapapun bisa berinvestasi saham secara online lewat gadget atau laptop dari mana saja.
Kehadiran teknologi investasi online membuat aktifitas investasi lebih mudah dan praktis.
Apalagi makin banyak pula kehadiran platform penyedia beragam jenis investasi online.
Apa itu Investasi?
Investasi sendiri adalah aktifitas menanam modal alias uang, untuk mendapatkan keuntungan di masa depan.
Baca Juga: 15 Kampus Penerima KIP Kuliah 2022 Terbanyak, Untuk Kuliah dan Biaya Hidup
Lewat jenis investasi tertentu, modal kalian itu dibelikan aset keuangan seperti saham, obligasi dan lainnya.
Lalu apa bedanya investasi dengan menabung?
Secara ringkas, menabung hanya mengumpulkan uang saja tidak bisa diharapkan bertumbuh. Sedangkan dengan investasi, uang kalian akan bertambah sendiri.
Contoh mudah menabung adalah di bank, misalnya di BCA atau BRI, yang hanya mendapat bunga 0.8% pertahun. Belum lagi ada biaya administrasi dan biaya ATM.
Kelebihan menabung adalah bisa diambil kapan saja dengan cepat, karena bentuknya tidak berubah, yaitu tetap berupa uang.
Sedangkan investasi akan menambah nilai uang yang kamu belikan aset tersebut, dengan besarnya yang bervariasi tergantung jenis aset yang dibeli.
Misalnya Surat Berharga Negara (SBN) akan memberikan bunga 6 persen per tahun, atau obligasi perusahaan yang bisa memberikan 7 persen per tahun.
Jenis Investasi Online
Nah kini kita ulas jenis investasi online apa saja yang ada, dan mana yang cocok dengan kebutuhan kamu.
Tentunya kamu harus pilih jenis investasi yang aman dan legal ya, jangan sampai ikut investasi bodong yang sudah banyak memakan korban.
1. Deposito
Deposito adalah sebuah tabungan berjangka yang dananya hanya bisa diambil setelah lewat jangka waktu tertentu.
Baca Juga: Kumpulan Paket Data Indosat Murah Februari 2022, Persiapan PJJ Kembali
Berbeda dengan tabungan yang bisa diambil kapan saja.
Deposito adalah salah satu produk bank yang diberikan bunga lebih tinggi dari tabungan biasa, rata-rata 5-6 persen per tahun.
Bandingkan dengan bunga tabungan biasa yang hanya sekitar 0.8 persen per tahun.
Deposito ini sangat aman untuk berinvestasi, karena hingga Rp 2 miliar akan dijamin oleh LPS.
Resiko tetap ada meskipun kecil, misalnya bank bangkrut dan tentu saja nilai uang yang kalah oleh inflasi.
Hitung saja bunga 5% setahun, lalu dikurangi pajak 20% dari 5% itu. Sementara rata-rata inflasi adalah 4% setahun.
2. Obligasi
Obligasi adalah produk investasi dari pasar modal, berupa surat pernyataan utang dari pemerintah atau perusahaan, bahkan bisa perseorangan.
Dalam obligasi akan pernyataan bahwa setiap pembeliannya ada bunga tertentu yang bisa diterima setelah jangka waktu tertentu, misal 1 tahun.
Obligasi bisa ditargetkan untuk investasi online jangka panjang atau pendek, dengan waktu jatuh tempo 1 tahun hingga 10 tahun.
Baca Juga: Jenius Rilis Fitur Baru, Bisa Investasi Reksa Dana Mulai Rp 10 ribu
Investor pembeli investasi obligasi akan diberikan tanda kepemilikan berupa kupon ataupun bunga.
Obligasi dari pemerintah atau korporasi akan memberikan kupon secara berkala, sebagai bukti keuntungan yang didapat setelah membeli obligasi tersebut.
Bunga obligasi ini tetap seperti deposito, dengan bunga lebih besar dari deposito namun memiliki resikonya sendiri.
Obligasi yang diterbitkan pemerintah menjanjikan keamanan investasi, kepastian hasil dengan bunga lebih besar dari bunga deposito.
Namun obligasi lebih beresiko jika diterbikan oleh perusahaan, karena berpotensi gagal bayar atau perusahaan bangkrut.
Ringkasnya, obligasi bisa disebut surat hutang yang diterbitkan oleh negara atau perusahaan.
Jadi membeli obligasi sama dengan memberikan hutang kepada penerbitnya, dan investor akan diberikan bunga sesuai yang ditentukan.
Mungkin obligasi adalah produk investasi online yang belum terlalu populer, tidak seperti saham atau deposito.
Pembelian obligasi ini bisa dilakukan dengan mudah lewat online.
3. Emas
Emas sudah menjadi instrumen investasi sejak dulu kala, dan cocok untuk jangka panjang.
Baca Juga: 3 Aplikasi Reksa Dana Ini Patut Kamu Coba Untuk Investasi Online
Kelebihan investasi emas adalah nilai emas selalu terjaga dari inflasi dan mudah dijual kapan saja.
Mungkin kamu sering mendengar kambing yang bisa dibeli dengan beberapa gram emas tahun 1970, akan bisa dibeli juga dengan jumlah gram emas yang sama saat ini.
Keuntungan dari investasi emas bervariasi tergantung harga emas saat pembelian, antara 5-20 persen setahun.
Keuntungan investasi emas akan terasa bernilai di atas 10 tahun.
Kini, maraknya transaksi digital membuat investasi emas saat ini bisa dilakukan secara online.
Investasi online untuk emas bisa dilakukan di pegadaian, perbankan, marketplace hingga aplikasi menabung emas.
Lewat platform digital, menabung emas bisa dimulai dari sangat kecil 0,01 gram dan bisa diperjualbelikan atau ditukar menjadi emas fisik setelah terkumpul minimal 1 gram.
4. Reksa dana
Investasi online berikutnya bernama reksa dana. Dalam reksadana, uang investor akan dikelola oleh Manajer Investasi yang tentunya sudah terdaftar dan bersertifikat resmi.
Dana investor di reksadana lalu akan ditempatkan dalam deposito, obligasi, atau gabungan saham tertentu, sesuai analisa manajer investasi.
Baca Juga: Cara Mudah Investasi Reksa Dana di Gojek, Untuk Tabungan Masa Depan
Reksadana bisa diperjualbelikan kapan saja, namun ada resiko saat nilainya turun tentu saja tidak akan didapat seperti harga semula.
Karena tergantung dari kepintaran manajer investasi dan jenis investasi yang dipilih, maka keuntungan reksadana juga sangat bervariasi antara 5 - 15% setahun.
5. Saham
Investasi online jenis saham ini lebih dikenal luas dibanding instrumen investasi online lainnya.
Berbeda dengan reksadana dimana uang investor dikelola oleh manajer investasi, maka di saham investor harus membeli dan menjual sendiri saham yang dimiliki.
Ada potensi keuntungan sangat besar di investasi saham ini berupa kenaikan saham yang drastis.
Orang yang jago menganalisa saham bisa mendapatkan keuntungan 25% sehari, sehingga jika diakumulasi dalam setahun bisa untung ratusan hingga ribuan persen.
Namun ada pula resiko besar dari investasi saham yaitu adanya harga turun hingga pemcabutan saham dari bursa (delisting).
Selain kenaikan harga saham, investor juga bisa mendapat keuntungan dari dividen (pembagian keuntungan perusahaan tiap tahun).
Kini jual beli saham bisa dilakukan secara online dengan begitu banyak broker sebagai platformnya.
Baca Juga: Investasi Forex MarkAI Scam Menyusul Sunton Capital, Membernya 500 Ribu Orang
Bahkan membuka rekening untuk bertransaksi saham juga bisa dilakukan secara online, dan resmi diijinkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dari sisi perusahaan yang menerbitkan saham, uang yang masuk bisa digunakan untuk pengembangan usaha ke depannya.
6. Peer to Peer Lending (P2P)
Ini jenis investasi online generasi baru yang muncul dari para pelaku startup.
Investasi P2P adalah platform investasi online yang mempertemukan pemilik uang (investor) dengan peminjam (borrower).
Borrower adalah pihak yang memerlukan dana pinjaman alias berhutang.
Secara konvensional, peminjam akan meminjam uang ke bank dengan bunga tertentu. Sedangkan bank mendapatkan modalnya dari tabungan dan deposito nasabahnya.
Nah platform P2P ini menghilangkan fungsi bank, dengan cara mempertemukan langsung antara investor dan peminjam.
Semua proses analisa dan transaksi di platform P2P ini dilakukan secara online.
Penyelenggaraan P2P akan memilih calon peminjam yang sesuai lewat sistem digitalnya.
Keuntungan bagi investor P2P ini bervariasi, tergantung platform P2P yang diikuti, namun rata-rata berkisar 10-15% setahun.
Apakah ada resikonya? Tentu saja ada, misalnya peminjam telat bayar atau bahkan gagal bayar.
Demikian beberapa jenis investasi online yang bisa diikuti secara aman.
Simak terus ulasan di Nextren ya untuk mengetahui lebih detil tentang plus minus tiap jenis investasi online tersebut.