Harga Bitcoin Anjlok 40 Persen ke Titik Terendah, Pemilik Rugi Besar

Minggu, 23 Januari 2022 | 21:28
QuoteInspector.com

Mata uang kripto Bitcoin

Nextren.com - Harga berbagai jenis kripto saat ini rupanya sedang tenggelam dalam zona merah.

Merujuk Coinmarketcap.com, aset kripto berkapitalisasi terbesar terpantau sedang berada dalam tren bearish.

Sebagai contoh, Bitcoin pada Kamis (20/1) pukul 16.00 WIB berada di level US$ 41.945 per BTC atau sudah terkoreksi hingga 34,04% dalam tiga bulan terakhir.

Dan kini Bitcoin terus mengalami penurunan harga yang cukup drastis.

Berdasarkan pantauan di situs Coin Metrics, Minggu (23/1/2022), harga bitcoin turun lagi dan berada di kisaran angka 35.000 dolar AS atau sekitar Rp 501,5 juta per keping.

Terus berlanjut, harga Bitcoin kembali turun 3,23 persen dalam 24 jam terakhir.

Bisa dibilang, harga Bitcoin kini menjadi titik terendah dibandingkan dengan angka tertingginya 69.000 dollar AS saat November 2021.

Jadi nilai Bitcoin sudah anjlok 40 persen hingga pekan ini.

Alhasil, nilai kapitalisasi pasar mata uang kripto lainnya ikut terseret karena anjloknya harga Bitcoin tersebut. Mengapa bisa demikian?

Hal itu karena Bitcoin saat ini adalah mata uang kripto dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di dunia.

Jadi tidak cuma Bitcoin, mata uang kripto lain juga terpantau melemah.

Nilai mata uang kripto populer lain seperti Ethereum atau Dogecoin, juga turun 6,27 persen dan 4,09 persen dalam waktu 24 jam.

Ethereum sebagai mata uang kripto terbesar kedua setelah Bitcoin, harganya juga anjlok 20 persen ke harga 2.500 dolar AS (sekitar Rp 35,8 juta) pada Sabtu (22/1/2022).

Pesimisme di benak investor dan para trader ikut memengaruhi harga ekuitas dan aset dalam bentuk Bitcoin, seperti dikatakan Kepala Analis Pasar di AvaTrade Naeem Aslam, .

Penurunan harga Bitcoin itu menurut Aslam juga dipengaruhi upaya bank sentral Rusia yang melarang aktivitas penambangan dan aktivitas cryptorurrency.

Ternyata setelah larangan China, Rusia juga sudah melarang aktivitas terkait cyptocurrency sejak tahun 2021 lalu.

Nah, apakah kini saatnya serok harga bawah atau malah berpotensi anjlok lagi ke depannya?

Hati-hati dan analisa lebih lanjut ya!

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya