Nextren.com - Consumer Electronics Show (CES) 2022 rencananya akan digelar pada awal bulan Januari tahun depan di Las Vegas.
Pameran yang dikenal sebagai ajang peluncuran berbagai macam produk teknologi inovatif itu pun mengundang sejumlah perusahaan-perusahaan besar.
Kendati demikian, kabar terbaru menyebut bahwa Microsoft batal ikut CES 2022.
Baca Juga: CES 2022 Kembali Digelar Offline, Apa Saja yang Akan Diperkenalkan?
Dilansir dari The Verge, Senin (27/12), perusahaan yang didirikan oleh Bill Gates itu mengaku mundur karena masih adanya penyebaran virus COVID-19.
Bahkan seperti yang kita tahu, baru-baru ini tengah beredar kabar bahwa ada varian baru bernama Omicron.
Baca Juga: Xbox Cloud Gaming Pernah Hampir Rilis di App Store, Kok Batal?
Alasan itu pun nampaknya menjadi landasan kuat bagi Microsoft untuk mundur dari CES 2022.
"Setelah meninjau data terbarau tentang lingkungan COVID yang berkembang pesat, Microsoft telah memutuskan untuk tidak berpartisipasi secara langsung di CES 2022," ungkap juru bicara Microsoft melalui email, dikutip dari The Verge.
Lantas apakah Microsoft akan benar-benar mundur dari ajang CES 2022?
Berdasarkan informasi yang dipublikasi oleh pihak perusahaan, diterangkan kalau Microsoft akan membuat ajang lain sebagai bentuk alternatif dari mundurnya perusahaan dari CES 2022.
Perusahaan tersebut bakal menghelat acara bertajuk Microsoft Partner Innovation Experience dan Automotive Press Kit.
Baca Juga: Perusahaan Israel Dituntut Apple, Google, dan Microsoft, Masalah Apa?
Ilustrasi CES 2022
Google dan Facebook Juga Mundur
Pembatalan untuk hadir di CES 2022 nampaknya tidak hanya dilakukan oleh Microsoft.
Beberapa waktu lalu sempat tersiar kabar kalau perusahaan teknologi besar lainnya seperti Google dan Facebook juga mundur.
Baca Juga: 5 Teknologi Teraneh di CES 2021, Ada Robot yang Bisa Untuk Cuddle
Bahkan, tercatat perusahaan lainnya juga seperti GM, Intel, Twitter, Amazon, hingga Lenovo juga memilih untuk tidak lanjut untuk hadir di CES 2022.
Perusahaan-perusahaan itu pun memiliki alasan yang hampir serupa yakni takut terhadap penyebaran virus COVID-19 varian Omicron.
(*)