Mahasiswi Terjerat Kasus PAP 'Panas', Ini Cerita Dosen di TikTok

Rabu, 06 Oktober 2021 | 17:00

ilustrasi pelecehan seksual

Laporan wartawan Nextren, Fahmi Bagas

Nextren.com - TikTok memperingati Hari Guru Dunia dengan meluncurkan Buku Panduan Keamanan Digital untuk meningkatkan literasi digital bagi para guru.

Dalam acara konferensi pers virtual yang digelar pada hari Selasa (5/10) kemarin, turut diundang salah satu konten kreator yang juga berprofesi sebagai dosen yakni Ira Mirawati (@buiramira).

Pada kesempatan tersebut, 'dosen TikTok' itu menceritakan masalah-masalah yang kerap dihadapi oleh mahasiswi.

Baca Juga: TikTok Rilis Buku Panduan Keamanan Digital, Bantu Literasi Digital Untuk Guru

Ira menyebut bahwa dirinya kerap menerima curhatan mahasiswi yang terjerat dengan kasus PAP (post a picture).

PAP sendiri merupakan tindakan mengirim foto ke platform digital seperti aplikasi berbagi pesan online.

Lebih lanjut, Ira menyebut bahwa mayoritas dari mereka yang mengalami masalah PAP ini karena terlanjur mengirim foto 'panas' kepada pasangannya.

"Beberapa kasus itu (PAP), foto yang dikirimkan sudah masuk ke dalam golongan vulgar," ucap Ira.

Alhasil, kasus PAP tersebut dikatakan Ira memiliki dampak yang cukup panjang untuk para korbannya.

Baca Juga: Data Kartu Vaksin di Aplikasi PeduliLindungi Belum Tentu Aman, Ini Penjelasan ICSF

TikTok Indonesia
TikTok Indonesia

Ira Mirawati, dosen pengajar di Universitas Padjajaran (UNPAD) sekaligus konten kreator TikTok.

Pasalnya dosen yang mengajar di Universitas Padjajaran (UNPAD) itu mengaku kalau kebanyakan mahasiswi telah mengirim PAP sejak masih duduk di bangku sekolah.

"Biasanya yang curhat ke kita sudah mahasiswi tapi kejadiannya waktu SMA," tutur Ira.

Baca Juga: Korban Pelecehan Seksual di KPI Beri Pesan ke Netizen, Begini Isinya

Dan para korban yang terjerat kasus PAP pun dikatakan memiliki alasan yang serupa.

Para pelaku yang meminta PAP 'panas' akan mengancam korban dengan cara memutuskan hubungan.

Peran Penting Tenaga Pengajar di Media Sosial

Lalu Ira pun menilai bahwa kasus PAP ini adalah sesuatu yang bisa menghilangkan rasa keamanan para perempuan muda di Indonesia.

Oleh karena itu, ia sebagai tenaga pengajar turut mengajak para guru dan dosen untuk membantu pelajar agar bisa mengatasi masalah tersebut.

Baca Juga: Bocah 16 Tahun Kabur Setelah Habiskan Rp 195 Juta Uang Ayahnya Untuk Game PUBG

"Kita sebagai pendidik harus menggunakan media yang digunakan oleh pelajar juga," ucap Ira.

"Saya jadi kreator juga karena disuruh mahasiswa dulu," lanjutnya.

Dengan cara tersebut, Ira memprediksi kalau nantinya hubungan pengajar dan pelajar pun bisa menjadi lebih dekat.

Baca Juga: Viral Video TikTok Mobil Listrik Tidak Kena Ganjil Genap, Kok Bisa?

Tenaga pengajar juga diimbau untuk mengikuti tren dan isu yang sedang berkembang di lingkungan remaja.

"Jadi tantangannya buat para guru adalah memahami apasih yang tren apa yang ada di media-media anak didiknya," pungkas Ira.

(*)

Tag

Editor : Wahyu Subyanto