Main Game Dibayar Bitcoin atau Uang Kripto Lainnya, Inilah NFT Gaming!

Minggu, 29 Agustus 2021 | 20:49
Middle East Monitor

Ilustrasi bermain game online

Nextren.com - Kreatifitas dalam dunia digital makin maju, dan dikaitkan dengan makin meluasnya mata uang kripto yang menggunakan teknologi blokchain.

Kini muncul jenis produk digital baru yang sedang naik daun, yaitu NFT atau Non-Fungible Token.

Ya belakangan ini, aset kepemilikan karya digital seperti foto, video, atau karya virtual lainnya marak dijual dalam bentuk Non-Fungible Token atau NFT.

Aset digital yang dijual dalam bentuk NFT, akan memiliki "sertifikat digital" yang menandakan keaslian aset tersebut meski tiruannya sudah banyak beredar di dunia maya.

Baca Juga: Aplikasi Penghasil Uang Funluck, Cuma Main Game Dapet Saldo DANA

Contohnya adalah twit pertama yang diunggah CEO Twitter, Jack Dorsey.

Twit tersebut dilelang dalam bentuk NFT dan terjual dengan harga sekitar Rp 42 miliar.

Karya yang dijual dalam bentuk NFT akan tercatat di dalam blockchain.

Blockchain adalahsemacam “buku besar” digital yang mirip dengan jaringan (network) yang mendukung Ethereum, Bitcoin, dan mata uang kripto lainnya.

Kini, NFT tak hanya digunakan untuk menjual aset digital.

Penggunaan NFT merambah ke ranah gaming yang digunakan para gamer untuk mendapatkan penghasilan melalui game NFT.

Apa itu NFT Gaming

NFT Gaming merupakan upaya untuk mendapatkan uang kripto dengan bermain game atau kerap disebut play-to-earn.

(KOMPAS.com/BILL CLINTEN)
(KOMPAS.com/BILL CLINTEN)

Ilustrasi game Axie Infinity yang mengusung model aset NFT.

Gerakan "play-to-earn" adalah fenomena yang belakangan ini muncul di industri game.

Para pemain game NFT akan mengumpulkan aset atau hadiah di dalam game yang nantinya dapat dikonversi menjadi uang tunai nyata.

Baca Juga: Cara Daftar Pra-Registrasi Free Fire MAX di HP Android, Ada Bonusnya!

Dalam dunia game, aset NFT akan bisa ditukar atau bahkan berbentuk mata uang virtual.

Nantinya, mata uang kripto itu bisa ditukarkan lagi dengan uang asli di platform penukaran yang mendukung game tersebut.

Saat ini ada banyak judul game yang masuk dalam kategori game NFT salah satunya adalah Axie Infinity.

Hal ini bisa dibilang cukup baru dan berpotensi mengubah pandangan orang tentang game, begitu juga para gamers yang sering menghabiskan uangnya membeli berbagai in-game item favorit.

Sebab biasanya, para pemain membeli item di dalam game, tidak bisa mengambil kembali uang yang mereka gunakan.

Artinya, sekali mereka menghabiskan uang sungguhan di dalam game, maka uang tersebut akan sirna dan tak bisa kembali.

Dengan adanya NFT, gamers memiliki peluang untuk menukarkan uang di dalam game yang telah mereka investasikan tersebut dengan uang asli.

Selain itu, mereka juga bisa bermain game sembari mendulang pendapatan sebanyak-banyaknya, tentunya dengan membeli, mengumpulkan, atau membuat suatu aset berharga di dalam sebuah game yang telah mengadopsi NFT.

Baca Juga: Netflix Resmi Luncurkan Layanan Berlangganan Game, Intip Tampilannya!

Contoh NFT dalam game

Salah satu game populer yang menerapkan mekanisme NFT adalah game peliharaan mirip Pokemon besutan Sky Mavis, Axie Infinity.

Di sana, pemain bisa mengumpulkan aset berharga yang bernama Small Love Potion (SLP), yang bisa didapatkan dengan mengalahkan pemain lainnya dengan cara bertarung.

Mekanisme bertarung sendiri akan mengandalkan binatang peliharaan yang dibeli oleh masing-masing pemain yang dijuluki "Axies".

Kemudian, SLP yang terkumpul akan bisa ditukarkan dengan aset mata uang kripto terlebih dahulu, baru nanti dikonversikan ke mata uang asli.

Baca Juga: Bikin Kaget! Main Game 2 Jam Bisa Bakar Kalori Setara 1.000 Kali Sit Up

Di Filipina, popularitas game NFT Axie Infinity melonjak di tengah pandemi.

Pengembang game tersebut, Sky Mavis, melaporkan bahwa 29.000 dari 70.000 unduhan game pada bulan April tahun ini berasal dari Filipina. Peningkatan itu dipicu oleh tingkat pengangguran di Filipina yang fluktuatif selama pandemi.

Game NFT Axie Infinity inilah yang dijadikan alternatif untuk memperoleh penghasilan.

Kemudian, ada Guild of Guardians, game alih peran (RPG) yang memungkinkan pemain mengumpulkan aset NFT dengan membasmi monster hingga beragam barang unik yang bisa dipakai di dalam game.

Nantinya, aset NFT yang dikumpulkan bisa ditukar di pasar terbuka di dalam game tersebut, atau ditukarkan dengan mata uang kripto yang bisa dikonversikan ke mata uang asli.

Semakin populer

Sekadar informasi, NFT sebenarnya digunakan pertama kali pada sebuah game blockchain bernama CryptoKitties pada Oktober 2017 lalu.

Dalam game tersebut, pengguna bisa mengadopsi atau memelihara seekor kucing virtual yang bisa diperjualbelikan.

Layaknya memiliki binatang peliharaan di dunia fisik, seekor kucing digital bakal memiliki identitas (token) unik untuk menunjukkan bahwa kucing tersebut dimiliki sepenuhnya oleh seorang pengguna.

Baca Juga: Wow! Developer Asal Indonesia Buat Game Online Mirip Genshin Impact!

Pada saat CryptoKitties meluncur, konsep NFT di dalam game sendiri dinilai terlalu dini lantaran belum banyak game yang mengadopsinya.

Namun pada 2021 ini, aset NFT sedang naik daun.

Terlebih, pandemi Covid-19 yang telah berlangsung sejak 2019 lalu juga memaksa orang untuk mencari alternatif hiburan selama mereka di rumah, termasuk bermain game.

Artinya, akan banyak orang yang bermain game dan model bisnis NFT di dalam game bisa saja menjadi ladang penghasilan terbaru.

Namun, hal ini kembali pada para developer game dan bagaimana cara mereka mengintegrasikan NFT ke dalam game racikannya masing-masing, serta mempopulerkannya agar bisa dikenal orang banyak.

Secara bersamaan, sebuah game juga biasanya harus memiliki tampilan dan mekanisme bermain yang membuat penggunanya betah bermain berlama-lama. Sebab, esensi NFT di dalam game adalah play to earn dan bermain secara intensif untuk mendulang keuntungan sebanyak-banyaknya, sebagaimana dirangkum dari Nasdaq, Jumat (27/8/2021).

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa itu NFT Gaming, Main Game yang Dibayar Uang Kripto"Penulis : Bill Clinten

Tag

Editor : Wahyu Subyanto