Cara Mengukur Tingkat Saturasi Oksigen Lewat Aplikasi Android, Penting Saat Isolasi Mandiri!

Sabtu, 03 Juli 2021 | 17:20
Zihan Fajrin

Fitur pengukur SpO2 atau oksigen dalam darah di Huawei Band 6.

Nextren.com -Beberapa hari terakhir, tingkat saturasi oksigen menjadi hal yang jadi perbincangan masyarakat.

Hal itu tak terlepas dari pengaruh tingkat saturasi oksigen pasien COVID-19 dengan kondisinya.

Di sejumlah kasus, memburuknya kondisi pasien COVID-19 kerap sejalan dengan rendahnya tingkat saturasi oksigen yang dimiliki.

Sehingga sudah sepatutnya bagi pasien COVID-19 untuk terus memperhatikan tingkat saturasi oksigennya.

Baca Juga: Ini Harga Oppo Band Yang Resmi Hadir, Bisa Lacak Oksigen Dalam Darah

Cara mengukur tingkat saturasi oksigen bisa dilakukan melalui alat khusus yang kini sudah banyak dijual di e-commerce dengan harga mulai dari Rp100 ribu - Rp300 ribuan.

Namun, tahukah kamu jika ada aplikasi yang menawarkan layanan untuk mengukur tingkat saturasi oksigen?

Aplikasi ini bisa ditemukan dengan mudah di layanan Google Play Store Android.

Baca Juga: Cara Mudah Download dan Cetak Sertifikat Vaksin Covid-19

Lantas, bagaimana cara mengukur saturasi oksigen lewat aplikasi Android? Lanjut ke halaman berikutnya ya!

Berdasarkan pantauan Nextren, ada beberapa nama aplikasi Android untuk mengukur tingkat saturasi oksigen.

Salah satunya adalah aplikasi bernama o2 Meter. Namun, saat Nextren coba menelusurinya di Google Play, aplikasi tersebut tak dapat ditemukan.

Akan tetapi, o2 Meter bukanlah satu-satunya aplikasi yang menawarkan layanan ukur tingkat saturasi oksigen.

Nextren menemukan aplikasi pengukur saturasi oksigen lain bernama Blood Oxygen - Pulse Oximeter.

Google Play

Tampilan aplikasi Pulse Oximeter

Baca Juga: Deteksi real-time Detak Jantung, Oksigen dan Kalori dari Oppo Watch, Agar Tetap Sehat Saat Pandemi

Cara menggunakannya, kalian bisa buka aplikasi dan klik pilih menu Track yang ada di bagian bawah layar.

Setelah itu pilih menu Blood Oxygen dan klik Estimate untuk melanjutan ke tahap berikutnya.

Di tahap ini kalian akan dimintai keterangan terkait beberapa hal yang dapat mempengaruhi saturasi oksigen.

Seperti kebiasaan merokok atau adanya penyakit bawaan yang berhubungan dengan pernapasan.

Dok. Nextren (Randy)

Tampilan aplikasi Pulse Oximeter.

Baca Juga: Cara Daftar Vaksin Gratis Lewat Tiket.com Lokasi DKI Jakarta

Lebih lanjut, aplikasi Pulse Oximeter akan mulai meminta kalian untuk menarik napas yang dalam secara perlahan dan menahannya dalam waktu yang ditentukan.

Keterangan aplikasi menyebut jika hal itu merupakan bagian dari pengukuran saturasi oksigen.

Dok. Nextren (Randy)

Tampilan aplikasi Pulse Oximeter

Setelah itu, kalian bisa mengikut instruksi lanjutan yang ada di aplikasi hingga masuk ke tahap akhir.

Pada tahap akhir, kalian bisa melihat berapa tingkat saturasi oksigen yang dimiliki.

Tak Bisa Jadi Acuan Utama

Meski tampak mudah efektif, sejatinya hasil saturasi oksigen dari aplikasi ini tak bisa dijadikan acuan utama.

Dilansir dari Kompas.com, penelitian Center for Evidence-Based Medicine Universitas Oxford menyebut ada tiga alasan kenapa hasil saturasi oksigen tidak bisa dijadikan acuan utama.

Dok. Nextren (Randy)

Tampilan aplikasi Pulse Oximeter

Alasan pertama adalah karena kumpulan dataset yang diujikan tidak menyertakan berbagai macam jenis kulit.

Lalu kedua, dataset mencakup kisaran saturasi oksigen yang terbatas di kisaran normal, yakni 95-100 persen.

Baca Juga: Kini Bisa Tracking Kadar Oksigen di Darah Lewat Smartwatch Fitbit

Sementara alat oksimeter secara klinis harus mencakup saturasi oksigen 70-100 persen.

Alasan terakhir karena tidak ada dataset yang menguji akurasi aplikasi.

Jadi intinya, aplikasi untuk mengukur saturasi oksigen cukup dijadikan pendukung saja.

Apabila ingin mendapat hasil yang lebih terpercaya bisa cek ke rumah sakit atau menggunakan alat khusus saturasi oksigen. (*)

Tag

Editor : Wahyu Subyanto