Masih ingatkah kamu? Dua tahun lalu Microsoft merilis Windows 8 dengan berbagai perubahan. Saat itu, sistem operasi tersebut diharap bisa mendulang sukses dan diadopsi oleh banyak orang.Microsoft benar-benar merombak keseluruhan tampilan Windows 8 demi mengoptimalkannya untuk layar sentuh atau tablet. Bahkan raksasa software itu dengan "berani" menghilangkan tombol Start yang sudah 17 tahun mengisi bagian kiri bawah layar di interface Windows.Kepala Manajer Program Microsoft Chaitanya Sareen beralasan, pengguna sudah jarang memakai Start Menu dan lebih suka menaruh icon program di bagian taskbar yang terletak di samping tombol StartSebagai ganti tombol khas tersebut, Microsoft membuat Start screen yang bisa diakses dengan menekan logo Windows di keyboard. Cara lain adalah menggerakkan kursor ke sisi kanan layar sampai muncul Charms Bar dan membukanya dari sana.Start screen tidak jelek, bahkan bisa dikatakan menarik. Tampilannya elegan, interface Metro yang dioptimalkan untuk layar sentuh tadi membuat setiap aplikasi tampil dalam bentuk kotak warna-warni yang sanggup memuat kilasan informasi.Sayangnya, Microsoft salah duga. Pengguna Windows tidak menganggap tombol Start sebagai sesuatu yang tidak berarti dan mudah saja digantikan dengan fitur baru. Apalagi setelah belasan tahun memakainya.Menghilangkan tombol Start bisa dibilang sebagai salah satu kesalahan yang dilakukan Microsoft pada Windows 8. Di kemudian hari, Microsoft berusaha mengoreksi kesalahan itu.Kembalinya tombol StartSetelah lewat setahun, tepatnya pada update Windows 8.1, seolah galau dengan keputusan yang dibikinnya sendiri, akhirnya Microsoft mengembalikan tombol Start ke tempat semula.
Selain itu mereka juga mengubah mekanisme booting Windows supaya bisa diatur agar langsung masuk ke tampilan desktop, bukan Start Screen seperti yang terjadi secara default pada Windows 8.Memang hal itu cuma perubahan kecil, tapi ternyata punya dampak cukup besar. Sistem operasi ini mengembalikan cara interaksi lama sehingga lebih familiar bagi pengguna Windows tradisional.Windows Business Group Head Microsoft Indonesia, Lucky Gani, pada akhir 2013 lalu sempat mengakui hal ini. Menurutnya efek positif yang paling terasa adalah respon dari kalangan korporat.Kalangan ini cenderung sensitif terhadap perubahan yang njelimet dan jadi ragu-ragu ketika cara pengoperasian Windows 8 beda dibanding seri sebelumnya. Keraguan itu baru hilang setelah mereka mengenal Windows 8.1 dengan fitur mirip seri Windows 7 ke bawah."Tombol 'Start' itu pun kini kembali ke tempatnya semula sehingga user paham bahwa menu Start kini telah berganti menjadi 'Start Screen'. Beda dengan dulu ketika menu itu harus dimunculkan dari sisi layar," ujarnya dulu.Dikalahkan produk "gagal"Perombakan yang dilakukan Microsoft pada Windows 8 ternyata berdampak besar pada popularitas sistem operasi tersebut. Di pasaran, sistem operasi ini benar-benar kalah telak dari saudara-saudaranya sendiri, yaitu Windows 7 dan Windows XP. Artinya, ia tidak disukai pengguna.
Data dari Net Marketshare, misalnya, menunjukkan bahwa dalam rentang waktu Januari 2012 sampai Desember 2014, Windows 8 hanya mendapatkan pangsa pasar 3,47 persen dan Windows 8.1 mendapatkan 2.05 persen.Jumlah tersebut masih lebih kecil bila dibandingkan dengan Windows Vista yang memperoleh pangsa pasar 5,02 persen. Padahal, Vista boleh dibilang sebagai produk "gagal" sebelum munculnya Windows 7.Market Share Windows 8 dan Windows 8.1 pun terpaut jauh bila dijajarkan dengan Windows 7 yang mencaplok pangsa pasar 45,01 persen serta Windows XP yang masih bercokol angka 35,82 persen, meski sudah berusia uzur. Namun kegagalan itu semoga tidak terulang di Windows 10 yang baru saja resmi meluncur tadi malam, pada 29 Juli 2015. Bila kamu sudah dapat kesempatan mencobanya, segeralah tengok tombol Start. Kamu akan kembali menemukan ciri khas Windows di sana, yakni sebuah menu utama berisi shortcut berbagai aplikasi dan dokumen.
Tampilan baru yang rasanya tidak asing, bukan?