Laporan Wartawan Nextren, Hesti Puji Lestari
Nextren.grid.id - Mata uang kripto kini tengah jadi bahan perbincangan dunia.
Salah satu mata uang kripto yang paling populer adalah Bitcoin.
Kepopuleran Bitcoin tentu saja karena nilainya yang tak bisa dibilang biasa.
Bahkan di tahun baru 2018 kemarin, kabarnya nilai 1 Bitcoin mencapai Rp 13 juta.
Lalu apa hubungan antara Bitcoin dengan situs terlarang?
(BACA:Indonesia Jadi Negara Keempat dengan Jumah Startup Terbanyak Dunia )
Berdasarkan data yang diperoleh tim Nextren dari 360NetLab, ternyata 49 persen situs yang paling banyak memuat malware penambang cryptocurrency adalah situs terlarang.
Sebelumnya, malware ini bekerja dengan memanfaatkan aplikasi palsu dan kemudian masuk ke perangkat seseorang.
Cara kerja penambang cryptocurrency di situs terlarang juga hampir sama dengan sebelumnya.
Tool yang ada pada program ini akan mengunduh secara otomatis saat pengguna perangkat mengunjungi sebuah situs.
(BACA:Deretan Hape Kelas Dunia Lengkap dengan Negara Produksinya )
Saat perangkatmu telah mengunduh tool milik penambang ini, maka kinerja perangkatmu akan melemah.
Hal ini karena ia lebih fokus pada proses penambangan mata uang kripto.
Namun, hal ini bukan merupakan sebuah malware yang melanggar hukum.
(BACA:Bukan Hanya Apple, 3 Deretan Ponsel Ini Juga Pakai Nama Buah)
Soalnya, kamu dianggap mengijinkan perangkatmu mengunduh pengembang tersebut, saat secara sadar kamu mengunjungi situs terlarang(*)