Nextren.grid.id- Twitter adalah pelopor media sosial yang penggunanya sempat merajai dunia internet.Apalagi awalnya Twitter juga lebih banyak dipakai oleh para tokoh, seperti pejabat, artis, bahkan hingga presiden sebuah negara.Karena banyak dipakai tokoh, sering ada bocoran informasi penting yang muncul pertama kali di Twitter.Hal ini membuat Twitter menjadi salah satu media sosial yang sangat terkenal.
(BACA :Nyaris 200 Juta Sudah Daftar, Ini Cara Cek Kartu Lolos Registrasi Untuk Semua Operator )Namun, menjadi pelopor dan terkenal ternyata tak membuat Twitter lantas bergelimang keuntungan.Sebaliknya, sejak awal berdirinya 12 tahun lalu, Twitter terus merugi.Baru setelah 12 tahun, Twitter akhirnya menunjukkan angka positif. Pada kuartal pertama 2018, jejaring sosial berlogo Burung Biru itu membukukan penghasilan 91 juta dollar AS (sekitar Rp 1,2 triliun).Kenaikan ini mulai tampak sejak tiga bulan terakhir pada penghujung tahun 2017.
(BACA :Sharp Aquos S3, Hape Mirip iPhone X ala Merek Jepang Muncul Di Pasaran )
Selain kenaikan pendapatan, Twitter juga mengalami kenaikan harga saham hingga 16 persen.Meski mencatat keuntungan dalam jumlah cukup besar, pemasukan Twitter hanya tumbuh sekitar 2 persen dibanding tahun lalu.Jumlah ini cukup masuk akal lantaran pengguna Twitter tahun 2017 hanya meningkat sebanyak 4 persen. Artinya, Twitter mempertahankan jumlah pengguna per bulan di angka 330 juta.
(BACA :4 Pilihan Hape Pesaing Samsung Galaxy J7 Pro Seharga Rp 3.5 Jutaan )Berkat pemangkasan biayaMengakali hal tersebut, Twitter banyak melakukan sejumlah terobosan bisnis. Antara lain memotong sejumlah biaya guna mendapatkan keuntungan lebih.Adapun biaya yang dipotong oleh Twitter meliputi kompensasi berbasis saham sebagai bagian dari gaji karyawan, riset dan pengembangan, dan penjualan pemasaran.Pada kuartal IV 2016, Twitter membakar uang 138 juta dollar AS (sekitar Rp 1,8 triliun) untuk kompensasi berbasis saham. Sedangkan pada kuartal IV 2017, Twitter hanya menghabiskan 102 juta dollar AS (Rp 1,3 triliun). Penghematan terjadi hingga 26 persen.
(BACA :Oppo A83 Laris di Harga Rp 3 Juta, Ini 5 Hape Kencang Pesaingnya )
Sedangkan untuk dana riset dan pengembangan, Twitter menghabiskan uang hingga 202 juta dollar AS (sekitar Rp 2,7 triliun) pada kuartal IV 2016. Pada Kuartal IV 2017, dana yang dihabiskan hanya 134 juta dolar AS (sekitar Rp 1,8 triliun). Hemat hingga 35 persen.Sedangkan untuk biaya penjualan dan pemasaran, Twitter menghabiskan biaya hingga 163,5 juta dollar AS (sekitar Rp 2,2 triliun ). Di tahun sebelumnya, Twitter menghabiskan dana hingga 223 juta dollar AS (Sekitar Rp 3 triliun). Turun hingga 30 persen.Selain melakukan pemangkasan anggaran, Twitter juga memperkuat portofolio bisnisnya.
(BACA :Ini 18 Vendor yang akan Mengusung Hape 5G dan Snapdragon X50 )Tahun 2017, Twitter menutup sejumlah fitur pemasaran seperti Tellapart. Artinya, pendapatan Twitter saat ini murni berasal dari fitur aktif yang banyak digunakan pelanggan.Dikutip dari Recode, Jumat (9/2/2018), CEO Twitter Jack Dorsey menyatakan bahwa ia tidak akan menargetkan profit tinggi untuk Twitter tahun depan. Sebab Dorsey lebih menekankan pada pertumbuhan perusahaan."Investasi kami bertujuan untuk mencapai pertumbuhan di tahun 2018 serta pengeluaran yang selaras dengan pendapatan dalam waktu satu tahun," ujarnya. (*)Artikel ini sudah pernah tayang di kompas.com dengan judul: 12 Tahun Merugi, Twitter Akhirnya Untung