Nextren.com -Instagram sebelumnya pernah uji coba hilangkan jumlah like pada tahun 2019, yang akhirnya kembali normal.
Padahal beberapa pengguna sudah ada yang menyukai kalau ia tidak bisa melihat jumlah like di postungan mereka.
Namun tidak perlu khawatir, karena Instagram kembali mengujicobakan hilangnya jumlah like secara global.
Nantinya jumlah like akan dihadirkan secara opsional atau bisa dipilih oleh masing-masing pengguna.
Baca Juga: Cara Kirim Stiker Ramadhan 2021 Keren di Facebook, Instagram, dan WhatsApp
Pengguna bisa memilih, mereka ingin melihat jumlah like pada postingan orang lain atau tidak.
Jadinya fitur ini seperti fitur yang bisa diatur pada pengaturan aplikasi jadi Instagram memberikan pilihan penuh kepada pengguna.
Mirip dengan apa yang sudah tersedia untuk fitur komentar yang sudah di jalankan.
Instagram pastinya memiliki alasan mengapa fitur jumlah like dihilangkan kembali, lihat alasannya di halaman selanjutnya.
Uji coba tampaknya menjadi solusi tengah untuk salah satu tantangan Instagram.
Mengutip Tech Radar, CEO Instagram, Adam Mosseri, mengatakan ketika raksasa teknologi itu pertama kali menguji hilangnya jumlah like, ia berharap dapat mengurangi tekanan sosial karena memiliki foto yang disukai.
Ketika jumlah like pertama kali disembunyikan, ada juga ketakutan di antara influencer di Instagram.
Karena mereka khawatir kurangnya data metrik like yang akan memengaruhi kemampuan mereka untuk menunjukkan nilai mereka kepada merek dan menghasilkan uang di platform.
Baca Juga: Instagram Error Lagi, Topik #Instagramdown Jadi Trending di Twitter
Berdasarkan hal tersebut mungkin Instagram akhirnya memberikan akses hidup dan matikan jumlah like sesuai kemauan pengguna.
Alih-alih menghapus suka seluruhnya atau membiarkan Instagram seperti apa adanya, Mosseri mengatakan sedang menguji opsi baru.
Opsi ini diyakinkan memungkinkan pengguna memutuskan pengalaman yang terbaik sendiri.
Hadirnya pengaturan pada fitur komentar dan like memang didasari salah satu alasan, lihat di halaman selanjutnya.
Salah satu alasannya ialah agar tidak ada cyberbullying yang terjadi di platform mereka.
Dengan meletakkan kendali di tangan pengguna yang terasa seperti solusi paling logis saat ini.
(*)