Nextren.com -Beberapa hari terakhir lini masa diramaikan dengan penggunaan Cellebrite oleh Polisi.
Cellebrite dikatakan menjadi alat Polisi untuk meretas HP dan melacak data-data digital.
Hal itu bermula ketika salah seorang anggota Mabes Polri, Muhammad Asep Saputra memakai Cellebrite untuk mengungkap data-data digital Jumhur Hidayat, terdakwa kasus berita bohong UU Omnibus Law Cipta Kerja.
Baca Juga: Hindari Akun WhatsApp di Hack, Lakukan Beberapa Langkah Penting ini!
Dalam persidangan, Asep menuturkan bahwa ia menggunakan hardware Cellebrite untuk mengambil data Jumhur, seperti dilansir Antara.
Sementara untuk analisis data digital, ia memakai software atau aplikasi Cellebrite.
Menarik bagaimana Cellebrite bisa dengan mudah melacak data-data digital seseorang dari HP.
Baca Juga: Gawat! Ada 533 Juta Data Akun Facebook Bocor dan Dibagikan Gratis
Lantas, apa itu sebenaranya Cellberite? dan Bagaimana penggunaannya oleh aparat penegak hukum?
Selengkapnya lanjut ke halaman berikutnya ya!
Cellebrite merupakan sebuah perangkat yang dibuat oleh perusahaan digital intelijen Israel.
Perangkat itu terbagi ke dalam dua jenis, yakni perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).
Cellebrite dapat digunakan untuk mengambil data-data digital dari berbagai perangkat elektronik.
Baca Juga: Jangan Pamer Sertifikat Vaksin ke Medsos! Data Pribadi Jadi Taruhannya
Mulai dari HP, komputer, tablet, memory card, hingga hard disk bisa "dijebol" Cellebrite.
Berdasarkan penelusuran Nextren, Cellebrite tak hanya digunakan oleh Polisi Indonesia saja.
Perangkat tersebut sudah menjadi alat utama penegak hukum di seluruh dunia untuk mengupas data digital pelaku kejahatan.
Baca Juga: 2,8 Juta Data Pengguna Aplikasi Kencan Online Ini Dihack dan Disebar
Bahkan, baru-baru ini Cellebrite telah membantu Polisi Brazil untuk menangkap tersangka pembunuhan di Rio de Janeiro.
Melansir 9to5mac, pihak kepolisian mengonfirmasi penggunaan Cellebrite untuk membuka iPhone dari dua tersangka dengan tujuan menemukan bukti.
Benar saja, Cellebrite berhasil mengembalikan pesan-pesan penting yang dihapus tersangka dan menjadi bukti penangkapannya.
Sejak bulan lalu, Kepolisian setempat telah menyelidiki kematian seorang anak laki-laki berusia 4 tahun.
Kedua tersangka yang dimaksud merupakan orang tua dari sang anak tersebut.
Baca Juga: Ada 350.000 Akun Spotify Rentan kena Hack, Jangan Pakai Password yang Sama!
Dalam percakapan yang dilakukan via WhatsApp, terbukti bahwa sang ayah telah melakukan tindakan kekerasan terhadap sang anak.
Sementara sang ibu mengetahui segala hal tetang peristiwa tersebut namun tak melaporkannya. (*)