Akun Palsu Customer Service Bank Ramai di Twitter, Korban Habis Jutaan

Selasa, 16 Maret 2021 | 21:34
https://www.pexels.com/@solenfeyissa

Ilustrasi Twitter

Nextren.com - Dulu konsumen sebuah perusahaan harus menelepon lewat hotline khusus untuk komplain atau mencari informasi produk.

Kini semua produk punya akun khusus di media sosial untuk melayani penggunanya.

Selain mudah diakses dari mana pun, media sosial memang lebih cepat dan responsif saat dipakai berinteraksi, termasuk menyampaikan komplain, masalah, hinggakritik dan saran kepada perusahaan.

Media sosial yang paling banyak dipakai untuk customer care itu biasanya Twitter.

Namun kemudahan itu kini ditumpangi oleh penjahat untuk menipu, yang terlihat dari banyaknya akun penipuan di Twitter.

Baca Juga: Fitur Baru Twitter Bakal Mendukung Posting Foto Dalam Kualitas 4K!

Ismail Fahmi, Pendiri dari Drone Emprit and Media Kernels Indonesia menemukan hal itu setelah melakukan analisa.

Ismail telah merilis hasil analisis Drone Emprit miliknya, sebuah program analisa media sosial.

Ia melihat banyak akun-akun penipu di Twitter, dan mereka mencatut nama-nama perusahaan bank di Tanah Air.

Bagaimana modus akun customer service palsu itu bekerja? Yuk simak di halaman berikutnya.

Akun penipu itu terlihat setelah Ismail menganalisis tweet dan mention dengan kata "Live Chat" dan "Halo BCA".

Target dari akun penipu ini adalah para nasabah bank BNI, BRI, Mandiri, BCA, dan Jenius.

Menurut Ismail seperti dilansir Kompas.com, penipuan itu terjadi begitu terang-terangan, masif dan telanjang di depan mata.

Baca Juga: Clubhouse Versi Twitter Resmi Hadir Untuk Pengguna HP Android

Program otomatis untuk mengincar korban

Modus para penipu itu adalah menggunakan bot untuk mengirim pesan kepada para nasabah yang sedang panik saat mengalami kendala layanan perbankan.

Penipu itu punya bot (program otomatis) yang mampu memonitor semua percakapan yang mengandung kata tertentu, misalnya HaloBCA, BNI, dan sebagainya.

Bahkan selama dua bulan terakhir, Ismail menemukan setidaknya ada 331 akun penipu yang mencatut nama Halo BCA.

Dengan berani, akun penipu seperti itu memakai logo Bank BCA, juga memakai nama yang sama dengan akun asli Halo BCA.

Sebagai contoh, layanan pelanggan resmi Bank BCA di Twitter bernama Halo BCA dengan logo resmi Bank BCA.

Mereka juga punya akun @HaloBCA berikut tanda ventang biru (verified account).

Sementara 331 akun-akun palsu tersebut dengan berani juga memakai logo dan nama yang sama dengan akun Halo BCA resmi.

Namun username akun-akun palsu itu diberikan nomor acak, misalnya @HaloBCA45886745, @HaloBCA94345256, @qHal0BCA, dan seterusnya.

Menurut Ismail, akun-akun penipu berkedok Halo BCA ini aktif mengirim pesan di Twitter.

Baca Juga: Batasi Penyebaran Hoax, Twitter Berencana Merilis Sebuah Fitur Baru!

Menurut analisis Drone Emprit milik Ismail, hebatnya engagement akun palsu ini hingga mencapai 105 engagement per akun.

Bandingkan dengan akun resmi @HaloBCA yang punya 466 engagement. Cukup dekat bukan?

Selain akun Halo BCA, Ismail juga pernah mencatat maraknya akun penipu dengan mencatut akun layanan pelanggan Bank BNI yaitu @BNICustomerCare.

Dalam satu minggu, ditemukan minimal ada 113 akun penipu yang mencatut layanan pelanggan BNI.

Mirip dengan pencatutan akun Halo BCA, semua akun penipu yang mencatut layanan pelanggan Bank BNI juga memakai nama "BNICustomerCare" dan username denganangka random di belakangnya.

Bahkan, sekitar 66 persen akun-akun penipu ini rajin membalas twit pengguna yang komplain ke akun resmi Bank BNI .

Jadi menurut Ismail, memang ada program bot dari para penipu ini yang otomatis mengawasi, mereply, dan mengarahkan pengguna ke nomor chat WA penipu.

Baca Juga: Kamu Bisa Dapat Uang Lewat Fitur Baru Twitter Loh, Ini Caranya!

Dikerubuti 8 penipu

Begitu banyaknya akun penipu di Twitter, satu pengguna yang komplain bisa diserbu oleh 6 - 8 akun penipu sekaligus.

Maka beberapa pelanggan akhirnya menjadi korban dari akun-akun abal-abal ini.

Beberapa korban dalam Twit-nya mengaku tertipu akun-akun bodong ini.

Jumlah yang hilang bervariasi, ada yang Rp 2 juta, Rp 4,5 juta, hingga Rp 16 juta.

Duh sudah jatuh tertimpa tangga ya! Sedang ada masalah perbankan malah bertegmu penipu yang gentayangan.

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya